PT Transjakarta bersama enam komunitas peduli lingkungan dan pengguna Transjakarta menggelar kampanye melawan vandalisme. Kampanye dilakukan dengan memperbaiki dan membersihkan fasilitas beberapa halte terdampak ricuh demonstrasi sekitar DPR, beberapa waktu lalu.
"Kampanye ini bahkan tergerak dari ajakan mereka (komunitas) karena merasa gerah melihat fasilitas publik terus dirusak dengan lambang dan kata-kata tidak senonoh," ujar Direktur Teknik dan Fasilitas Transjakarta Yoga Adiwinarto di Halte Slipi Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (26/10).
Selain itu, kampanye ini juga ditujukan untuk mengingatkan kesadaran bersama dalam menjaga fasilitas publik.
"Harapannya sense of belonging itu bisa lebih besar lagi tumbuh di masyarakat bahwa Transjakarta ini bukan hanya milik PT Transjakarta dan pemerintah, tapi milik masyarakat juga," katanya.
Enam komunitas yang terlibat berjumlah sekitar 100 orang, dari Komunitas Semut Ijo, Komunitas Semangat Baru Indonesia, Komunitas Bunda Milenial, Komunitas Persatuan Alumni SMA Surbaya, TJ Community, dan Busway Fans Club.
Mereka bersama pihak TransJakarta memulai gotong royong sejak pukul 06:00 WIB hingga 11:00 WIB dari Halte Slipi Petamburan hingga Halte JCC Senayan.
Kegiatan dimulai dengan aksi bersih-bersih, seperti menyapu pekarangan dan dalam halte hingga mengecat halte. Sedangkan, pekerjaan yang bersifat perbaikan berat, seperti pemasangan kaca dan perbaikan bordes hingga rangka atas, dilakukan karyawan atau petugas PT Transjakarta.
Untuk biaya perbaikan, Yoga menyebut, tak terlalu besar. "Di bawah Rp100 juta untuk biaya penggantian dan perbaikan," tuturnya.
Terkait upaya pencegahan sendiri, pihaknya mengaku lebih banyak fokus pada upaya evakuasi pelanggan saat aksi demonstrasi terjadi kembali. Menurut keterangannya, aksi demonstrasi sempat menahan pelanggan Transjakarta hingga lima jam di dalam bus karena tertahan padatnya kerumunan massa.
"Selain menambah jumlah petugas di sekitar halte saat demo terjadi, kita akan tingkatkan upaya evakuasi terhadap penumpang agar tidak ada lagi yang tertahan lama seperti tempo hari," katanya.