close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi / Pixabay
icon caption
Ilustrasi / Pixabay
Nasional
Sabtu, 16 November 2019 15:14

Tren baru: Penyebaran radikalisme oleh perempuan

Saat ini perempuan sebagai istri lebih banyak terpapar doktrin dan menyebarkan radikalisme.
swipe

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan ada pergeseran tren dalam penyebaran radikalisme. Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menyatakan saat ini perempuan sebagai istri lebih banyak terpapar doktrin dan menyebarkan radikalisme.

"Kasus di Sibolga, di Surabaya, di Batam, itu semua yang pertama terpengaruh kuat istrinya. (Lalu) istrinya ajak anaknya, kemudian ajak ayahnya. Korban semua," ujar Irfan dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (16/11).

Sementara itu, dari berbagai kasus yang sempat ditangani, ia menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi bukan faktor utama penyebab seseorang terpapar radikalisme.

Dalam kesempatan yang sama, pengamat Gerakan Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta M. Zaki Mubarok mengungkapkan, peran istri dalam berbagai aksi terorisme di Indonesia terjadi lantaran kekurangan lelaki jihadis berkompetensi tinggi.

Ia menjelaskan, di Indonesia, lelaki aktivis jihadis yang berpengalaman dan berideologi kuat sudah banyak yang tewas di Suriah dan Irak, sedangkan sisanya mendekam di penjara.

Oleh karena itu, kelompok jihadis memanfaatkan sumber daya manusia yang telah siap dan tidak terdeteksi pantauan aparat keamanan.

"Soal strategi, anak-anak dan perempuan sangat potensial dikerahkan dalam aksi jihad. Jadi, teroris sekarang ini (cenderung) menggunakan strategi yang sederhana, tapi efektif," ujar Zaki.

Di sisi lain, strategi memanfaatkan istri dan anak mencontoh yang dilakukan ISIS di Suriah dan Irak. Dengan menjustifikasi lewat ayat-ayat Alquran, kata dia, anak-anak dan perempuan diperbolehkan dikerahkan untuk mati syahid.

"Jadi, apa yang dilakukan di Indonesia punya referensi di Suriah sana. Misalnya, yang (aksi teror) di Thamrin (Jakarta) itu, mencontoh serangan ISIS di Perancis. Ketika di Suriah dan Irak kelompok jihadis melakukan aksi amaliyah bunuh diri, maka disini juga mencontohnya," kata penulis buku Genealogi Islam Radikal di Indonesia itu.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan