close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja berjalan di area proyek pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT) Stasiun Senayan di Jakarta, Senin (11/6)./AntaraFoto
icon caption
Pekerja berjalan di area proyek pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT) Stasiun Senayan di Jakarta, Senin (11/6)./AntaraFoto
Nasional
Kamis, 28 Juni 2018 17:19

Uji coba kereta pertama MRT Jakarta pada Agustus

Proyek MRT fase pertama dengan trayek Lebak Bulus sampai Bundaran HI sedang masuk dalam persiapan operasi.
swipe


PT MRT Jakarta memastikan uji coba kereta pertama untuk proyek mass rapid transit (MRT) fase pertama dilakukan pada 9 Agustus 2018.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sahbandar, mengatakan, proyek ini berjalan sesuai timeline perusahaan dan akan dipastikan beroperasi pada Maret 2019.

Proyek MRT fase pertama dengan trayek Lebak Bulus sampai Bundaran HI sedang masuk dalam persiapan operasi. Untuk itu, pihaknya sudah menyusun timeline uji coba proyek senilai Rp 14 triliun tersebut.

Sepanjang Juni hingga Juli 2018 akan dilakukan tes integrasi persinyalan di depo. Pada 23 Juli dilakukan uji coba tanpa menggunakan kereta. Kemudian, pada 9 Agustus mulai tes integrasi persinyalan di jalur utama menggunakan kereta pertama.

“Saat ini kami memang sedang fokus persiapan untuk operasi pada Maret 2019 nanti,” kata WIlliam saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/6).

Selanjutnya, pada 10 September dimulai tes uji pergerakan kereta di jalur utama. MRT juga akan mendatangkan kereta terakhir pada November. Sementara uji coba kereta ke 2-16 di jalur utama dilakukan pada Desember. Selanjutnya, 15 Februari 2019 akan dilakukan uji coba sistem perkeretaapian (full trial run).

Pekerjaaan konstruksi fisik proyek MRT fase I sudah mencapai 94,6% atau dalam tahap penyelesaian akhir (finishing). Adapun pengerjaan jalur bawah tanah 96,87% dan pengerjaan jalur layang mencapai 92,40%.

“Pekerjaan trackwork semua sudah selesai, rel semua sudah terpasang. Untuk stasiun elevated kita rancang ramah lingkungan, sehingga nanti tidak menggunakan AC, tapi memanfaatkan sirkulasi udara,” katanya.

William mengatakan tengah merumuskan besaran tarif MRT Jakarta. Setelah proses finalisasi, perusahaan akan mengajukan proposal ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah daerah akan mengucurkan subsidi untuk tiket transportasi massal tersebut.

“Kami akan merumuskan tarif komersial per penumpang yang diperoleh dari tarif operasi dan biaya pemeliharaan. Kemudian akan ditentukan berapa besaran subsidi,” kata dia.

Dari hasil studi PT MRT Jakarta dan konsultan, diperoleh perhitungan tarif sementara sebesar Rp 8.500 per penumpang. Dengan tarif tersebut, MRT Jakarta mengasumsikan bisa mengangkut 130.000 penumpang per hari. Perhitungan tersebut sudah sesuai dengan kapasitas angkut maksimal MRT ini 200.000 orang per hari.

Fase II

Di sisi lain, William mengungkapkan pihaknya tengah melakukan studi dasar untuk proyek MRT fase kedua dengan rute Bundaran HI - Kampung Bandan. Proyek ini diperkirakan memakan investasi sebesar Rp 22,5 triliun. 

Untuk mengerjakan proyek ini, MRT mendapatkan pinjaman dari Jepang sebesar Rp 25 triliun. Dengan rincian masing-masing pengerjaan proyek fase II Rp 22,5 triliun, dan tambahan untuk penyelesaian proyek fase I Rp 2,5 triliun.

“Saat ini sedang proses menuju loan agreement. Kami harap bisa segera ditandatangani Juli 2018,” ujarnya.

Setelah disain proyek selesai, pada 2020 PT MRT Jakarta akan melakukan tender fase kedua tersebut. Targetnya, proyek ini bakal selesai pada 2024.

“Dalam waktu yang bersamaan kita juga memulai fase ketiga dengan rute lain. Sumber pendanaan mungkin tidak harus dari Jepang, kalau memungkinkan kami kerja sama dengan swasta,” katanya.
 

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan