Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus Covid-19 pada Senin (1/8) pukul 12.00 WIB. Total ada penambahan 3.696 kasus positif dan 11 kematian. Sedangkan tingkat kesembuhan per 1 Agustus berjumlah 4.579 orang.
Berdasarkan data Kemenkes tersebut, diketahui kalau kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 47.809. Terlihat turun dari posisi 31 Juli 2022, yang berjumlah 48.703 kasus.
Dari total kasus positif per 1 Agustus 2022, penambahan kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 1.486 kasus. Disusul Jawa Barat 827 kasus, dan Banten dengan 531 kasus. Kematian terjadi di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau yang masing-masing sebanyak dua kasus. Serta Bali sebanyak tiga kasus.
Sedangkan kasus kesembuhan tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 2.700 kasus, Jawa Barat 530 kasus, dan Jawa Timur 312 kasus.
Dengan begitu, maka per 1 Agustus 2022, 6.210.794 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 6.005.981 di antaranya sembuh, dan 157.004 meninggal dunia.
Sementara anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo setuju dan menyambut positif aturan baru vaksin Covid-19 booster (penguat) kedua atau vaksin dosis keempat untuk para tenaga kesehatan. Akan tetapi, ia mengingatkan capaian booster pertama bagi masyarakat juga mendesak untuk ditingkatkan. Pemberian vaksin booster kedua mulai dilakukan Jumat (29/7), yang difokuskan pada 1,9 juta tenaga kesehatan (nakes).
“Kami mendukung booster kedua untuk para tenaga kesehatan, apalagi booster kedua ini kan rekomendasi dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Tetapi saya ingatkan, capaian boster pertama bagi masyarakat yang masih rendah justru yang harus menjadi prioritas,” kata Handoyo seperti dilansir dari laman resmi DPR.
Handoyo menambahkan, capaian vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua, per Juni 2022 lalu pun belum mencapai target yang dipatok WHO sebesar 70%. Sementara capaian booster pertama bagi masyarakat juga masih rendah. “Penyuntikan booster kedua atawa vaksin keempat ini memang baik tetapi sekali lagi, ini bukan prioritas utama. Justru capaian booster pertama bagi masyarakat yang harus ditingkatkan dan dikejar,” katanya.
Meskipun menaganggap booster kedua bukan prioritas, Handoyo tetap mendorong vaksin keempat ini diberlakukan untuk kalangan tertentu, para nakes dan orang-orang yang berisiko tinggi, semisal para lansia, khususnya yang memiliki komorbid. “Booster kedua tetap kita dukung dan dorong agar selain nakes, juga menyasar orang yang berisiko tinggi seperti lansia maupun yang punya komorbid juga. Nah, selanjutnya perlu juga dipikirkan booster kedua untuk masyarakat umum,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini tidak menampik, saat ini masyarakat sudah mulai kurang antuisias untuk vaksin. Padahal, kata Handoyo, Covid-19 masih ada dan masih beresiko, terbukti baru-baru ini ada dua dokter yang meninggal dunia akibat pandemi Covid yang berkembang dengan varian yang ada sekarang.
“Saya kira pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan semua pihak harus memikirkan lagi langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, seperti sebelumnya berbondong-bondong menuju ke fasilitas kesehatan untuk vaksin. Apalagi kan gelombang terkahir Covid-19 masih mengancam, kita harus hati-hati,” kata politisi asal Boyolali, Jawa Tengah ini.
Menurut Handoyo di tengah menurunnya semangat untuk vaksin, sangat tepat jika persyaratan booster pada mode transportasi tempat perkantoran dan fasilitas umum diberlakukan. “Saya kira langkah yang tepat jika persayaratan booster diberlakukan ke tempat umum. Kebijakan seperti ini akan kembali meningkatkan kesadaran masyarakat untuk booster,” katanya.