close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril. Foto tribratanews.polri.go.id/
icon caption
Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril. Foto tribratanews.polri.go.id/
Nasional
Senin, 07 November 2022 16:58

Update gagal ginjal akut 6 November 2022: Ada 324 kasus, 102 pasien sembuh

Berdasarkan data Kemenkes, ada delapan provinsi yang mencatatkan setidaknya 15 kasus gagal ginjal akut.
swipe

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan perkembangan kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak. Data hingga 6 November 2022, pukul 16.00 WIB, terdapat 324 kasus di 28 provinsi.

"Data per 6 November 2022, masih ada 28 provinsi yang melaporkan kasus gagal ginjal akut. Saat ini, jumlahnya ada 324 kasus, yang masih dirawat 27 pasien, yang meninggal dunia 195 pasien, dan yang sudah sembuh 102 pasien," kata Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, dalam keterangan pers daring, Senin (7/11).

Berdasarkan data Kemenkes, ada delapan provinsi yang mencatatkan setidaknya 15 kasus gagal ginjal akut. Di antaranya DKI Jakarta (83 kasus), Jawa Barat (41 kasus), Aceh (32 kasus), dan Jawa Timur (25 kasus). Kemudian, Banten (22 kasus), Sumatera Barat (20 kasus), Bali (16 kasus), dan Sumatera Utara (15 kasus).

Syahril mengatakan, dalam sepekan terakhir tren kasus baru gagal ginjal akut pada anak menunjukkan penurunan.

"Pada tanggal 6 November, updatenya itu tidak ada kasus yang terlaporkan, baik itu kasus baru maupun yang kasus lama, termasuk angka kematiannya," ujar dia.

Selain itu, imbuhnya, tren pasien gagal ginjal akut yang masih menjalani perawatan di rumah sakit cenderung menurun. Hal ini berdasarkan data rekap jumlah pasien gagal ginjal akut yang dirawat di rumah sakit per harinya.

Dari data Kemenkes, sejak tanggal 2-18 Oktober 2022, jumlah pasien gagal ginjal akut yang dirawat di rumah sakit mengalami naik turun. Jumlah ini sempat meningkat hingga akhir Oktober 2022 dengan puncaknya yakni 84 pasien.

Dalam prosesnya, Kemenkes telah menerbitkan pelarangan penggunaan obat sirup untuk sementara. Selain itu, juga mendatangkan obat penawar atau antidotum dan menyalurkannya ke rumah sakit untuk penanganan kasus gagal ginjal akut.

"Sejak tanggal 31 Oktober, sebagai reaksi pelarangan obat maupun pemberian fomepizole kita lihat dampaknya, sangat menurun. Dan sampai saat ini ada 27 (pasien) yang sebelumnya adalah 25 atau 28 pasien dirawat di rumah sakit," papar Syahril.

Adapun dari 195 pasien meninggal dunia, sebanyak 130 pasien merupakan anak berusia 1-5 tahun. Disampaikan Syahril, data yang dilaporkan dari seluruh rumah sakit di 28 provinsi menunjukkan hasil pemeriksaan yang konsisten.

"Faktor risiko terbesar penyebab gagal ginjal akut adalah karena toksikasi atau keracunan dari Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) pada sirup atau obat cair," tukas dia.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan