Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melaporkan perkembangan terkini pascaperistiwa kebakaran yang melanda Depo Pertamina di Depo Integrated Terminal Jakarta, Plumpang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, hingga Selasa (7/3) pukul 06.00 tercatat ada 172 orang yang masih mengungsi. Jumlah pengungsi mengalami penurunan dibandingkan hari sebelumnya (6/3) yakni 214 orang.
"Pengungsi di Kantor PMI Jakarta Utara berkurang 28 jiwa menjadi 165 jiwa, dan di RPTRA Rasella berkurang empat jiwa menjadi tujuh jiwa," kata Plh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta M. Ridwan Ibrahim, dalam keterangan resmi, Selasa (7/3).
Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, tidak ada penambahan jumlah korban meninggal dunia. Korban meninggal dunia tercatat 18 orang dan puluhan korban luka-luka.
"Sedangkan 39 jiwa sedang dalam penanganan tim medis di sembilan rumah sakit," ujar Ridwan.
Disampaikan Ridwan, Pemprov DKI Jakarta memastikan upaya penanganan setelah peristiwa kebakaran masih terus dilakukan. Langkah penanganan ini juga termasuk memastikan bantuan tersalurkan agar kebutuhan korban dan pengungsi tetap terpenuhi.
"Bantuan yang disalurkan ini terdiri dari makanan, pakaian, dan obat-obatan. Bantuan ini akan terus diupayakan untuk disalurkan secara optimal dan kontinyu," ujar Ridwan.
Diketahui, kebakaran hebat melanda depo Pertamina di wilayah Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3) sekitar pukul 20.11 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.00 WIB. Penyebab kebakaran dan dampak kerugian masih dalam proses penelusuran.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi melakukan relokasi terhadap Depo Integrated Terminal Jakarta Pertamina, Plumpang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menteri BUMN Erick Thohir mengajak pemerintah daerah bekerja sama untuk mewujudkan ini dengan memberikan perlindungan masyarakat. Lantaran, untuk sementara, pembuatan jarak 50 meter dari pagar depo harus dipatenkan..
"Kami juga sudah merapatkan bahwa kilang akan kita pindah ke tanah Pelindo," katanya kepada wartawan, Senin (6/3).
Erick menyebut, koordinasi dengan Pelindo telah dilakukan dalam mempersiapkan lahan tersebut. Pembangunan dilakukan pada akhir 2024.
"Pembangunan memerlukan 2-2,5 tahun, artinya masih ada waktu 3,5 tahun," ujarnya.