Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, kebijakan pemberian vaksin booster kedua atau dosis keempat untuk masyarakat umum memang sangat diperlukan. Dicky mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk membuat perencanaan yang efektif agar pemberian vaksin booster keempat bisa terlaksana dengan baik.
Menurutnya, vaksin booster kedua memang diperlukan karena sebagian dari masyarakat Indonesia rata-rata sudah lebih dari lima bulan ketika menerima booster pertama atau dosis ketiga.
"Ini juga dilandasi dengan kepentingan untuk memberikan proteksi lebih pada publik karena yang kita hadapi ini adalah sub variant baru dari Omicron yang efektif sekali ya menembus benteng antibodi," ujarnya.
Pemberian booster dosis kedua juga sebagai upaya penguatan perlindungan di tengah dicabutnya PPKM. Saat ini, aktivitas sosial dan ekonomi di masyarakat sudah sangat longgar.
"Maka bekal vaksinasi booster ini menjadi sangat penting," ucapnya.
Meski begitu pemberian vaksin dosis booster dosis kedua jangan sampai menghilangkan prinsip dari vaksinasi itu sendiri yang harus tetap prioritas pada kelompok rawan. Ia mengatakan, meskipun pada populasi umum vaksin booster dosis kedua sudah dibuka tetapi kelompok rawan harus menjadi prioritas.
"Ini harus tetap dikejar bahkan harus proaktif, karena mereka yang paling berisiko. siapa kelompok rawan itu, ya yang dari sisi kondisi tubuh seperti lansia, ibu hamil, atau dari sisi pekerjaan seperti pelayan publik, seperti tenaga kesehatan, itu harus dikejar dipastikan cakupannya tinggi. tinggi itu berapa? Ya harus di atas 90%," jelasnya.
Sementara untuk daerah yang menjadi prioritas, semua daerah harus mendapatkan vaksin booster dosis kedua secara merata. Sebab, kelompok rentan ada di semua daerah. Untuk itu, Dicky mengatakan pentinganya perencanaan yang efektif dan matang dalam pemberian vaksin booster dosis kedua.
"Hal ini untuk memastikan tidak ada kendala dalam distribusi vaksinya, tidak ada kendala dalam ketersediaan sarana prasarana maupun sdm ya, vaksinatornya," katanya.
Kemudian tentu di sini keberhasilan program vaksinasi ini, Dicky mengingatkan juga memerlukan peran dari masyarakat. karena tanpa peran masyarakat ini tidak akan sukses. Khususnya,dalam artian membangun literasi.
"Ketika disatu keluarga misalnya ada kelompok rawan dari sisi tadi dua aspek tadi, belum mendapat booster didorong. Jadi peran keluarga, peran setiap masyaraat individu untuk memastikan bahwa orang disekitarnya yang rawan itu untuk segera mendapatkan vaksin menjadi sangat penting," ujarnya.
Selain itu, peran pemerintah daerah juga penting dalam memberikan komunikasi dan penjelasan mengenai pentingnya vaksin booster dosis kedua. Termasuk menjelaskan manfaat dan mencounter informasi ataupun kabar-kabar yang tidak benar alias hoaks.
"Ini tentu perlu juga peran dari masyarakat civil society termasuk media dalam hal ini untuk menyampaikan ini pada publik bahwa vaksin ini jauh lebih penting, ada misalnya kasus-kasus efek samping, itu jauh lebih kecil kasusnya dibanding kalau terkena covid, dan itu jauh manfaat dari vaksin itu jauh lebih besar dari pada risikonya," katanya.