Satu lagi kandidat vaksin Covid-19 hasil racikan putra-putri Indonesia lolos uji praklinis. Vaksin ini dikembangkan dari antibodi kuning telur ayam, IgY. Yang menarik, pengembangan vaksin memanfaatkan bantuan teknologi nuklir.
Peneliti Pusat Riset dan Teknologi Nuklir Terapan (PRTNT), Hendris Wongso, menjelaskan kegiatan uji praklinis terhadap IgY sebagai kandidat vaksin pasif covid-19 dimulai September 2020. Pihaknya bersama Universitas Padjadjaran dan PT Tekad Mandiri Citra (TMC) telah berhasil memproduksi IgY spesifik sebagai antibodi Covid-19.
"IgY yang dihasilkan dalam telur ayam SAN (specific antibody negative) berhasil dimurnikan menggunakan metode kromatografi afinitas. Kemudian IgY anti-Covid-19 ini juga telah dibuktikan dapat berinteraksi dengan antigen protein spike virus SARS-CoV-2 pada uji imunoreaktivitas," kata Hendris, dilansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kamis (4/11).
Pusat Riset dan Teknologi Nuklir Terapan adalah lembaga di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hendris menjelaskan, antibodi kuning telur ayam merupakan antibodi spesifik yang dapat berikatan dengan virus dan mencegah menempelnya virus pada reseptor inang.
IgY, kata dia, telah lama diteliti dan diaplikasikan pada diagnostik maupun terapi penyakit di hewan ternak dan juga manusia. Bahkan, IgY juga diketahui dapat menetralisasi virus SARS.
Mengenai peran teknologi nuklir dalam uji praklinis, Hendris menjelaskan, antibodi dari kuning telur ditandai dengan senyawa radioaktif (I-131) yang sering disebut dengan radiolabeling. Setelah dilabeli senyawa radioaktif, jelas dia, lalu diujicobakan pada hewan percobaan dan selanjutnya dilakukan pengujian.
Hasilnya, kata Hendris, IgY secara positif mampu terakumulasi pada organ-organ vital yang menjadi tempat penempelan virus SARS-CoV-2. Dengan hasil ini, kata dia, diharapkan IgY dapat menetralisasi virus ketika terjadi infeksi.
Karena itulah IgY sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi vaksin pasif Covid-19. Hendris berharap, keberhasilan uji praklinis ini dapat bermanfaat untuk pengembangan vaksin pasif di Indonesia.
"Keberhasilan uji praklinis diharapkan mempercepat penanganan wabah Covid-19 di Indonesia melalui penyediaan vaksin pasif yang dapat menghambat replikasi virus pada orang yang terinfeksi," kata dia.
Ia yakin, pasien dapat sembuh lebih cepat tanpa menimbulkan keparahan yang menyertai Covid-19. Selain itu, penelitian ini juga menjadi landasan bagi pengembangan diagnostik dan terapeutik berbasis IgY untuk penyakit infeksi dan kanker di Indonesia.
"Lebih jauh, teknik nuklir dalam uji praklinis juga dapat diaplikasikan pada berbagai kandidat obat lainnya, selain antibodi IgY," kata Hendris.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir, Agus Sumaryanto, memuji hasil koleganya itu. "Capaian ini juga menjadi bukti bahwa teknologi nuklir mempunyai peran dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya dalam penanganan Covid-19," kata Agus.
BRIN, klaim Agus, akan mendukung dan memfasilitasi berbagai penelitian, khususnya di bidang kesehatan, yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Kolaborasi sesama peneliti dari dalam atau luar BRIN menjadi penting untuk mempercepat penelitian berhasil.