Dirjen Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA) Thomas Cueni menyatakan, terkesan dengan melihat data vaksin covid-19 di Indonesia yang berjalan dengan baik. IFPMA merupakan asosiasi perdagangan yang mewakili perusahaan farmasi di seluruh dunia. Perusahaan ini sudah ada sejak 1968 dan berbasis di Jenewa, Swiss.
“Saya terkesan ketika melihat data tentang kesuksesan vaksinasi Covid-19 di Indonesia,” kata Thomas Ceuni dalam konferensi pers “3rd G20 Health Working Group (HWG)” yang dipantau secara daring, Senin (22/8).
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penerima vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua atau dosis lengkap pada Senin mencapai 170.621.813 orang. Sementara itu, penerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau dosis penguat mencapai 59,19 juta orang lebih.
Pemerintah juga sudah melaksanakan vaksin Covid-19 dosis keempat atau dosis penguat kedua untuk tenaga kesehatan dan penerima vaksin tersebut sudah mencapai 276.933 orang.
Tentunya, perkembangan atas pelaksanaan vaksin Covid-19 ini menjadi meningkat dari target vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
Pencapaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia dalam upaya melindungi masyarakat dari risiko kesakitan akibat infeksi SARS-CoV-2.
Keberhasilan ini didapatkan dari kerjasama antara presiden, kementerian kesehatan, masyarakat dan berbagai pihak yang turut membantu kelancaran dari program vaksin Covid-19.
Thomas Cuenci juga memberikan ucapan selamat kepada Pemerintah Indonesia atas keberhasilan tersebut serta memuji peran Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memimpin G20 bidang kesehatan dalam mewujudkan kesetaraan akses vaksin, pengobatan, dan alat kesehatan global.
Dalam konferensi pers tersebut, Thomas Cueni mengatakan lima anggota dari perusahaan IFPMA sudah bekerja sama terkait percepatan pemulihan pandemi dengan memasok lebih dari 80 persen kebutuhan vaksin secara global dengan fasilitas COVAX.
Dengan hal positif dari Indonesia ini, Thomas Cuenci tertarik menjalin kerja sama terkait penelitian dan pengembangan manufaktur farmasi yang lebih beragam dengan Indonesia. Ia juga menilai Indonesia memiliki kondisi geografis yang lebih baik.