close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Foto Pixabay.
Nasional
Selasa, 01 Desember 2020 08:22

Vaksinolog: Indonesia terbiasa lakukan distribusi vaksin

Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.
swipe

Rencana pemerintah melakukan vaksinasi memerlukan persiapan matang. Untuk itu, berbagai persiapan yang sudah dilakukan, mulai dari meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di China, melakukan uji klinik fase III di kota Bandung terhadap 1620 relawan, hingga menyiapkan sistem satu data terintegrasi, guna memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya.

Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan, vaksin merupakan produk biologis yang sangat rentan pada perubahan suhu. Oleh karena itu umumnya perlu disimpan pada suhu 2-8 derajat celsius, dan suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke puskesmas. 

Indonesia sendiri bukan sekali-dua kali melaksanakan program vaksinasi yang dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.

Sambil menunggu proses kedatangan dan vaksinasi nanti, Dirga mengimbau kepada masyarakat agar perlu mengetahui informasi yang benar terkait vaksin. Informasi yang benar dan terpercaya memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin.

“Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Kedua, vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya,” ucap Dirga dalam Dialog Produktif Senin (30/11).

Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin Covid-19 sendiri diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun. Sedangkan Untuk mematangkan persiapan vaksinasi, Kementerian Kesehatan tengah melatih 23.000 tenaga vaksinator. Kesiapan tenaga kesehatan di daerah-daerah juga tengah dipastikan untuk mendukung program vaksinasi nantinya.

Kemudian, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) karena biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu dua hari. Keberadaan vaksin sendiri dinilai sangat penting dalam mengendalikan pandemi, akan tetapi perlu disadari jika vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi.

“Kita harus sadari vaksin tidak bisa seketika menghilangkan pandemi, karena ada proses distribusi yang panjang, belum lagi jumlah penduduk kita yang lebih dari 260 juta jiwa, oleh karena itu sembari menunggu vaksin dan bahkan sampai nanti vaksinnya ada, kita harus terus menerapkan protokol pencegahan 3M,” tutup Dirga
 

img
Herzha Gustiansyah S
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan