close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Letusan Gunung Merapi terlihat dari Bulit Klangon, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (3/3/2020). Foto Antara/Rizky Tulus
icon caption
Letusan Gunung Merapi terlihat dari Bulit Klangon, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (3/3/2020). Foto Antara/Rizky Tulus
Nasional
Jumat, 29 Januari 2021 18:31

Volume kubah lava Gunung Merapi menurun

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi masih diimbau untuk selalu waspada akan potensi ancaman yang bisa datang kapan saja.
swipe

Erupsi dan guguran awan panas yang terjadi beberapa hari belakangan di Gunung Merapi, menyebabkan penurunan yang cukup signifikan pada volume kubah lava. Kendati demikian, masyarakat di sekitar Gunung Merapi masih diimbau untuk selalu waspada akan potensi ancaman yang bisa datang kapan saja.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, guguran awan panas yang terjadi pada dua lalu, mengakibatkan penurunan pada kubah lava Merapi. Namun, bukan berarti erupsi telah berakhir. Potensi ancaman karena adanya supply atau aktivitas dari dalam Gunung Merapi, masih harus diperhatikan dengan saksama.

“Potensi bahaya memang berkurang karena guguran awan panas yang terjadi. Namun, yang perlu kita perhatikan kalau ada supply atau aktivitas dari dalam. Ini yang kita tidak tahu,” kata Hanik dalam video conference, Jum’at (29/1).

Karenanya, Hanik mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak membuat kesimpulan singkat terkait berakhir atau berlanjutnya erupsi atau guguran awan panas di Gunung Merapi.

“Terkait selesai atau belum, kita tunggu perkembangannya. Karena ini baru tiga hari jadi belum bisa menyimpulkan sesingkat ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, Gunung merapi telah melontarkan 36 kali guguran awan panas atau yang dikenal dengan wedus gembel pada 27 Januari. Dengan jarak luncur awan panas berkisar antara 500-3000 meter ke arah Barat Daya atau ke arah hulu Kali Boyong dan Kali Krasak. 

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat di sekitar Merapi, untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman bahaya yang tidak bisa diprediksi kemunculannya. Serta meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di daerah yang berpotensi adanya ancaman bahaya.

Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak mudah terpancing dengan informasi yang beredar luas dan tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

“Saya kira masyarakat sekarang ini sudah sangat cerdas dalam memilah informasi. Jadi saya memohon untuk tidak mudah terpancing dengan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Jadi ikuti terus informasi dari instansi yang memiliki kewenangan,” pungkasnya.

img
Andi Adam Faturahman
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan