Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily kurang sepakat dengan usulan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi agar siswa madrasah aliyah cakap berbahasa Mandarin, selain bahasa Arab dan Inggris, sebelum mereka lulus. Ace berpandangan penguasaan bahasa Mandarin di sekolah harusnya tetap menjadi opsional saja.
"Seharusnya, penguasaan bahasa asing bukan hanya bahasa Mandarin, selain Inggris dan Arab. Bahasa Mandarin seharusnya opsional saja jika memang ingin menguasai bahasa asing," terang Ace saat kepada Alinea.id, Rabu (8/1).
Dikatakan politikus Partai Golkar itu, bahasa Mandarin memang penting untuk dikuasai di saat China menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Akan tetapi bahasa Mandarin bukan satu-satunya.
Oleh karena itu, kata dia, Menag tidak harus mengusulkan secara khusus bahasa Mandarin. Masih banyak bahasa asing yang juga penting dikuasai, sebagai contoh Jepang, Korea, dan Jerman.
"Kenapa tidak bahasa Jepang atau Korea, misalnya? Keduanya juga negara penting yang teknologinya juga tidak diragukan lagi. Atau kenapa bahasa Jerman yang sudah sangat teruji sebagai negara yang memiliki teknologi dan industri manufaktur yang hebat," tegas Ace.
Oleh karena itu, ia mengatakan, pilihan bahasa bagi siswa madrasah harus disesuaikan dengan persaingan global yang dihadapi duina. Tidak hanya condong ke penguasaan bahasa satu negara.
Sebelumnya, Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar mengatakan, siswa madrasah perlu dilengkapi kecakapan berbahasa Mandarin untuk kebutuhan dunia kerja.
"Untuk meningkatkan daya saing, Pak Menteri mintanya pertama, anak madrasah harus menguasai satu di antara tiga bahasa asing, yaitu Arab, Inggris dan Mandarin. Kedua, mereka menguasai teknologi informasi dan ketiga ada tambahan vokasi," kata Umar di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (7/1).
Kebutuhan dunia kerja saat ini membutuhkan kecakapan berbahasa asing, selain kemampuan lainnya. Adapun bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa yang penting untuk dikuasai.
Itulah sebabnya Menteri Agama Fachrul Razi meminta jajaran Direktorat KSKK bisa merancang siswa madrasah agar bisa mahir Mandarin. Kendati begitu, tidak ada keharusan Mandarin karena terdapat bahasa asing lain yang tidak kalah penting.
"Bahasa Mandarin ini kan termasuk bahasa asing yang memang banyak digunakan dalam dunia kerja. Tetapi beliau bilang tidak harus Mandarin, bisa bahasa Jerman, Prancis, Italia, yang penting minimal tiga bahasa asing diperkenalkan dan dikuasai anak-anak madrasah," kata dia.
Adapun madrasah pada umumnya mengajarkan Arab dan Inggris sebagai mata pelajaran. Sementara Mandarin belum banyak diajarkan, sehingga dengan adanya bahasa asing ketiga itu memberi nilai tambah bagi madrasah di masa kini dan mendatang.
Umar mengatakan sedang menjajaki instruksi Menag Fachrul soal kecakapan tiga bahasa bagi siswa madrasah. Secara umum, siswa madrasah yang lulus itu agar memiliki kecakapan bahasa sehingga mampu bertarung di tengah persaingan yang semakin sempit dewasa ini. (Ant)