Pernyataan Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang menyatakan musuh terbesar Pancasila adalah agama, menimbulkan polemik. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily pun meresponsnya dengan menyatakan pernyataan Yudian sebagai sesat pikir. Menempatkan agama berhadap-hadapan dengan Pancasila sebagai ideologi, merupakan hal yang salah kaprah.
"Kepala BPIP menempatkan agama dalam pengertian yang sempit dan terbatas kepada hal-hal bersifat profan," kata Ace dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (12/2).
Pernyataan bahwa agama merupakan musuh terbesar Pancasila wajib diluruskan. Pasalnya, Yudian dinilai telah mereduksi makna dan hakikat agama itu sendiri.
Salah satu sumber utama Pancasila sebagai nilai-nilai kebangsaan, berasal dari nilai luhur yang dimiliki agama, apapun itu agamanya. Oleh karena itu, pandangan Yudian dapat menimbulkan kesalahan tafsir serius dalam konteks bagaimana menempatkan agama dan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Agama sebagai nilai-nilai religiositas merupakan sumber nilai etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang secara ideologis telah termaktub dalam Pancasila," ucap politisi Golkar itu.
Jika dalam perjalanannya ada pihak yang melakukan politisasi agama dalam kehidupan politik, hal itu bukan berarti merupakan musuh Pancasila. Itu hal yang biasa dalam kehidupan politik kebangsaan.
"Ada perebutan politik yang salah satunya menggunakan agama secara simbolik, jangan dipahami sebagai musuh. Tidak harus dipertentangkan dengan Pancasila," sambungnya.
Bagi Ace, yang menjadi persoalan adalah ketika menjadikan agama sebagai kedok dengan menghalalkan segala cara untuk kepentingan kekuasaan yang justru bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama itu sendiri, seperti ISIS atau yang lainnya. Itu semua bisa disebut sebagai musuh Pancasila dan agama itu sendiri.