Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta para pihak yang menangani peristiwa bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, dapat bekerja sama dalam menginventarisir kerugian yang ditimbulkan. Salah satunya kerugian infrastruktur yang dialami sejumlah pondok pesantren, sehingga dapat segera ditemukan penyelesaiannya.
"Saya minta nanti diinventarisasi berapa pesantren dan seberapa berat kerusakannya," kata Ma'ruf dalam keterangannya, dikutip Kamis (24/11).
Ma'ruf menyebut, pemerintah terus bersinergi dalam melakukan penanganan bencana pascagempa, melalui distribusi bantuan serta pemantauan lokasi yang terdampak secara berkala.
Untuk itu, perlu adanya penanganan secara optimal melalui dukungan pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik dari sisi infrastruktur, kesehatan, maupun logistik.
"Semua masalah yang dihadapi masyarakat, penampungan, kemudian juga konsumsi, kebutuhan untuk air, listrik, supaya disiapkan dengan baik," ujarnya.
Disampaikan Ma'ruf, dana bantuan kepada para masyarakat yang rumahnya terdampak gempa bumi telah dikelompokkan berdasarkan tingkat kerusakan yang menerpa. Selain itu, berbagai perkembangan yang terjadi di lokasi terdampak bencana juga akan terus dilakukan pemantauan.
"Untuk masyarakat sendiri, kan pemerintah sudah mengambil kebijakan kalau rumahnya rusak berat itu diberi Rp50 juta, dan pesantren pun tentu akan juga mendapatkan perhatian dari pemerintah," terang Ma'ruf.
Ma'ruf menambahkan, lembaga bantuan penyaluran dana diharapkan dapat turut berkontribusi untuk menyalurkan santunan dan membantu masyarakat yang terdampak.
“Baznas itu selain memberikan santunan kepada masyarakat juga bencana, itu bagian daripada program,” tukasnya.
Berdasarkan data BNPB hingga Rabu (23/11) sore, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Cianjur menjadi 271 orang. Jumlah ini mengalami penambahan dibandingkan data pada Selasa (22/11) yakni 268 korban jiwa.
Adapun korban luka menjadi 2.043 orang, dan masih ada 40 orang dilaporkan hilang. Dengan rincian 39 orang hilang di Kecamatan Cugenang, satu orang di Kecamatan Warungkondang.
Sementara, warga mengungsi sebanyak 61.908 orang. BNPB juga mencatat kerugian materil yakni tercatat 56.320 rumah mengalami kerusakan.
Jumlah tersebut terdiri dari rumah rusak berat 22.241 unit, rumah rusak sedang 11.641 unit, rumah rusak ringan 22.090 unit. Suharyanto menyebut data yang tercatat ini akan terus diverifikasi.