close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Presiden Maruf Amin/Foto Twitter @Kiyai_MarufAmin.
icon caption
Wakil Presiden Maruf Amin/Foto Twitter @Kiyai_MarufAmin.
Nasional
Kamis, 09 Desember 2021 15:30

Wapres: Korupsi merupakan ancaman terhadap kemanusiaan

Berbagai langkah telah ditempuh pemerintah untuk menutup celah korupsi melalui reformasi birokrasi dan perbaikan layanan publik.
swipe

Pemerintah masih mengupayakan berbagai cara untuk pencegahan korupsi demi ketenangan publik. Karena perbuatan korupsi dapat menjadi ancaman ancaman terhadap kemanusiaan, hak publik, dan keberlangsungan bangsa dan negara karena tindakan tersebut merusak sendi-sendi kehidupan. 

“Korupsi merupakan ancaman terhadap kemanusiaan, ancaman terhadap hak publik, dan ancaman terhadap keberlangsungan bangsa dan negara, karena korupsi merusak sendi-sendi kehidupan,”  tegas Wapres saat menutup Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021, di Gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/12).

Berbagai langkah telah ditempuh pemerintah untuk menutup celah korupsi melalui reformasi birokrasi, perbaikan layanan publik, dan penguatan pengawasan secara lebih transparan dan akuntabel. Namun, tetap diperlukan sinergi dan kolaborasi seluruh instansi dan elemen bangsa dalam upaya pemberantasannya.

“Upaya pemberantasan korupsi membutuhkan kepemimpinan, kegigihan, dan konsistensi yang luar biasa. Di samping itu, perlu sinergi dan kolaborasi seluruh instansi dan komponen masyarakat sipil,” ujarnya. 

Dalam acara yang mengusung tema “Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi” tersebut, lebih lanjut Wapres meminta perhatian lebih pada upaya penguatan, optimalisasi, dan internalisasi budaya antikorupsi. Hal ini dapat diwujudkan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi sebagai media pengawasan serta menegakkan sanksi dan hukuman yang tegas terhadap setiap pelaku korupsi.

“Media sosial dalam berbagai platform dapat menjadi media kontrol yang ampuh bagi masyarakat sipil untuk turut serta melakukan pengawasan,” tuturnya.

Selanjutnya, Wapres menekankan, membangun pola pikir aparatur birokrasi yang BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta menggencarkan nilai-nilai antikorupsi sebagai karakter bangsa. Sebagai bangsa yang Sebagai bangsa yang religius dan berbudaya luhur, terang seharusnya menjadi pengingat yang kuat untuk tidak melakukan tindakan korupsi.

Lebih jauh, Wapres menuturkan, hasil riset para ekonom dari berbagai instansi menyebutkan pada rentang waktu 2001 hingga 2015, kerugian negara akibat korupsi mencapai lebih dari Rp200 triliun. Menurutnya, proyeksi kerugian korupsi secara keseluruhan minimal berada pada kisaran 2,5 kali dari angka kerugian awal. Padahal, dana sebesar itu akan sangat bermanfaat untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kualitas SDM. Belum lagi kepercayaan pelaku usaha menurun akibat korupsi.

Mengakhiri sambutannya, Wapres mengajak seluruh komponen masyarakat untuk secara nyata bersatu padu bangun budaya antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari, guna membangun peradaban dan akhlak baru yang bersih dari semua bentuk korupsi,

Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, yang mengatakan, pemberantasan dan pencegahan korupsi memerlukan keterlibatan dan partisipasi semua unsur bangsa, termasuk masyarakat.

“Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang diadakan setiap tanggal 9 Desember dimaksudkan untuk menggugah kesadaran masyarakat dan segenap elemen bangsa akan bahaya korupsi bagi kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat untuk berani menolak tidak untuk korupsi,” ucap Alexander.

img
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan