close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Presiden terpilih KH Maruf Amin memberikan sambutan pada acara peluncuran buku
icon caption
Wakil Presiden terpilih KH Maruf Amin memberikan sambutan pada acara peluncuran buku "The Maruf Amin Way" di Jakarta. Antara Foto
Nasional
Kamis, 07 November 2019 12:54

Wapres: Pakai cadar dan celana cingkrang bukan radikalisme

Untuk dapat mewujudkan cita-cita sebagai negara maju, masyarakat harus mengubah pikiran, perilaku dan tindakan radikal serta intoleran.
swipe

Wakil Presiden Ma’ruf Amin turut menanggapi wacana pelarangan pemakaian cadar pada wanita dan celana panjang di atas mata kaki atau cingkrang pada laki-laki yang dianggap sebagai bagian dari radikalisme. 

Menurut Ketua non-aktif Majelis Ulama Indonesia itu, penggunaan cadar dan celana cingkrang hanyalah sebagai atribut keagamaan. Bukan menunjukkan sikap radikalisme atau intoleran terhadap umat beragama yang berbeda.

Ma’ruf Amin menegaskan bahwa radikalisme dan intoleransi tercermin dari cara berpikir dan berperilaku, bukan pada bagaimana cara orang berpakaian.

“Sekarang lagi ramai soal intoleransi, soal celana cingkrang. Tapi sebenarnya, radikalisme dan intoleransi itu adalah cara berpikir yang harus dibetulkan, cara perilaku dan cara bertindak yang harus diubah,” kata Maruf Amin saat meresmikan Rumah Sakit Syubbanul Wathon di Magelang, Jawa Tengah Kamis (7/11).

Ma’ruf Amin mengatakan cara berpikir dan berperilaku yang intoleran dan radikal harus dihilangkan untuk mencapai visi Presiden Joko Widodo yang menginginkan Indonesia Maju. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan cita-cita sebagai negara maju, masyarakat harus mengubah pikiran, perilaku dan tindakan radikal serta intoleran.

“Ini yang dapat menjadi hambatan mencapai visi Indonesia Maju. Hilangkan hambatan-hambatan termasuk perpecahan, radikalisme dan intoleransi. Itu kerikil-kerikil yang bisa menghambat tercapainya Indonesia Maju,” kata Ma’ruf.

Lebih lanjut, dalam paparannya Ma’ruf Amin mengibaratkan visi Indonesia Maju sebagai sebuah pesawat yang harus diterbangkan. Untuk itu, saat ini yang harus dilakukan Pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama adalah dengan mempersiapkan landasan untuk lepas landas.

“Supaya kita cepat melakukan take-off, maka harus dibuat landasan yang kuat. Kerikil dan becek itu harus dihilangkan. Kalau tidak kita bersihkan kerikil dan becek itu, maka kita tidak mungkin tinggal landas,” ujarnya. (Ant)

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan