Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, menjemput para pengungsi Wamena yang ada di posko pengungsi di Gedung Megantara, Lanud Silaspapare, Jayapura, Papua. Wiranto mengatakan, situasi di Wamena sudah kondusif sehingga masyarakat tak perlu lagi khawatir dengan kondisi keamanan di wilayah tersebut.
"Kita lihat pagi ini ada 102 orang yang dipulangkan ke Wamena, jadi bisa disimpulkan bahwa situasi di sana sudah aman dan kondusif. Jangan takut kembali ke Wamena," kata Wiranto dalam keterangan resminya, Rabu (9/10).
Para pengungsi yang sudah bertahan di posko pengungsian selama seminggu terakhir, dipulangkan ke Wamena menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara. Terdapat 126 jiwa, anak-anak dan dewasa, yang mengungsi di Gedung Megantara Lanud Silaspapare.
Wiranto juga mengimbau agar para pengungsi yang masih berada di Jayapura maupun di kampung halaman, agar segera kembali ke Wamena.
"Kita bisa lihat bahwa warga sudah rindu untuk kembali memulai kembali usaha yang sudah dirintis bertahun tahun lalu. Mereka yakin bahwa hidup mereka ada disana," katanya.
Menurut Wiranto, aparat kemanan masih akan berjaga untuk menjamin jalannya kegiatan masyarakat di Wamena. Wiranto pun akan melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh adat di Mimika. Pertemuan tersebut untuk mengetahui dan mendengarkan masukan dari para tokoh adat, agar situasi keamanan ke depannya dapat selalu terjaga.
"Bersama Panglima TNI dan Kapolri, siang ini berangkat ke Mimika untuk berdialog dengan pemerintah daerah dan tokoh adat," ujar Wiranto.
Wiranto juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk menjaga situasi tetap damai. Selain itu ia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat mengenai persaudaraan yang harus dijaga dan tidak terprovokasi pihak-pihak yang ingin memecah belah warga.
Kerusuhan di Wamena yang pecah pada 23 September 2019, bermula dari informasi adanya ujaran rasial yang disampaikan seorang guru setempat. Namun polisi menyebut informasi yang tersebar di media sosial tersebut sebagai kabar bohong alias hoaks.
Polisi mengendus adanya keterlibatan Komite Nasional Papua Barat dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Sejumlah tokoh dari dua organisasi tersebut telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan Wamena.
Kerusuhan tersebut mengakibatnya 15.544 orang eksodus dari Wamena mulai dari 23 September hingga 5 Oktober 2019. Dari jumlah tersebut, 10.676 orang mengungsi menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Adapun 4.868 orang lainnya meninggalkan Wamena menggunakan pesawat komersial.