close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Awan panas guguran terpantau dari puncak merapi ke arah Kali Bebeng Magelang, Kamis (9/12/2021). Foto twitter: BPPTKG
icon caption
Awan panas guguran terpantau dari puncak merapi ke arah Kali Bebeng Magelang, Kamis (9/12/2021). Foto twitter: BPPTKG
Nasional
Jumat, 29 April 2022 15:37

Wisatawan berkunjung ke Merapi, BPPTKG: Silakan, tetapi di area aman

Saat ini aktivitas Gunung Merapi berada dalam status “SIAGA”. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.
swipe

Aktivitas Gunung Merapi di Jawa Tengah masih terus berlangsung dengan intensitas yang masih tinggi. Rata-rata kejadian guguran/rockfall (RF) lebih dari 100 kali perhari ke arah barat daya dengan lava pijar meluncur sejauh 2 km ke arah Kali Bebeng. 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan informasi, per 11 Maret 2022 hingga saat ini, masih ada indikasi masih adanya migrasi magma kepermukaan dengan ditandai masih adanya kegempaan internal dan deformasi, serta RF, walaupun sampai saat ini data tersebut tidak sidnifikan. 

Dari data satelit terdapat perubahan morfologi kubah lava tengah kawah dan barat daya akibat runtuhnya sebagian material. Dari citra termal tampak adanya peningkatan intensitas termal pada kubah lava barat daya bagian kiri yang konsisten dengan peningkatan aktivitas guguran dan awan panas.

“Data 30 Maret sampai 28 April tidak terdeteksi karena keadaan cuaca yang berkabut, sedangkan data sampai dengan 29 Maret 2022 area ekstrusi tidak banyak berubah intensitas thermal anomaly juga sama, cukup intens,” kata dia.  

Saat ini aktivitas Gunung Merapi berada dalam status “SIAGA”. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas yang ditetapkan yakni pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km. pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan ekplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

“Hujan ini dapat memicu terjadinya lahar dan ketidakstabilan kubah lava. Diimbau juga masyarakat agar tidak beraktivitas di sungai dalam kawasan rawan bencana (KRB) ketika hujan terjadi di Gunung Merapi,” ujarnya.

"Merapi masih memasuki fase erupsi. Jadi di luar area yang kami sebutkan itu, berarti masih aman. Silakan buat wisatawan untuk datang ke Merapi. Tetapi tetap di dalam area yang sudah ditetapkan aman. Artinya di luar daerah potensi bahaya yang ada," kata dia lagi. 

Merapi sendiri sudah lebih dari satu tahun, sejak 4 janurai 2021, memasuki fase erupsi. Untuk itu, Hanik menegaskan akan terus menyampaikan atau mengupdate mengenai Merapi agar kewaspadaan tetap dlakukan.

"Jadi potensi awan panas masih bisa terjadi," kata Hanik Humaida.

 

img
Edo Sugiyanto
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan