Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Banten masih belum terlihat seperti tahun sebelumnya, terutama TPK hotel di kawasan wisata Anyer dan sekitarnya. Salah satunya disebabkan kekhawatiran terjadinya bencana tsunami seperti yang terjadi di Anyer pada Desember tahun lalu.
“Kalau tingkat pengunjung pascatsunami terus meningkat, namun para wisatawan tidak sampai menginap. Pagi berangkat, sore pulang,” kata Kepala BPS Provinsi Banten Adhi Wiriana saat dikonfirmasi, Senin (9/12).
Adhi memperkirakan TPK di November 2019 lebih banyak dipengaruhi kegiatan MICE menjelang akhir tahun. Sedangkan pada Desember lebih banyak didominasi wisatawan.
“Tahun ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemda, pengelola hotel dan tempat wisata, bagaimana mampu menyajikan kegiatan yang menarik para wisatawan agar datang ke Banten, mengingat trauma terjadinya tsunami masih menghantui sebagian masyarakat,” ujarnya.
Menurunnya angka TPK itu juga diduga karena masyarakat Banten kurang sadar akan wisata. Hal itu dapat terlihat dari masih maraknya pungli di sejumlah tempat wisata, seperti parkir liar, serta mahalnya harga tiket masuk dan makanan.
“Ini jelas akan membuat wisatawan kapok datang lagi ke Banten,” katanya.
Sementara itu, untuk angka rata-rata lama menginap tamu (RLMT), gabungan antara wisatawan asing dan lokal pada hotel berbintang di Banten pada Oktober tercatat sebesar 1,19 hari atau naik 0,01 poin dibandingkan pada September 2019.
“Angka-angka di atas, baik TPK maupun RLMT masih sangat fluktuatif, namun perubahannya tidak akan signifikan,” tutupnya.