Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan warga negara Indonesia (WNI) yang dievakusi dari Wuhan, China, akan dikarantina selama 14 hari atau 2 kali masa inkubasi untuk mencegah penularan coronavirus. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu memastikan karantina tidak akan dilakukan di rumah sakit (RS).
"Kalau di RS itu isolasi namanya. Di karantina nanti akan tetap stand by pertugas seperti dokter umum, dokter obgin, dokter paru, dan perawat, serta petugas data. Total 20 orang," ujarnya dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta Selatan, pada Jumat (31/1).
Namun demikian, Wiendra tutup mulut perihal lokasi pasti karantina nanti. Selain WNI dari Wuhan, Wiendra menjelaskan, tim yang melakukakan penjemputan juga nantinya akan ikut dikarantina. Hal ini guna memastikan mereka tidak tertular coronavirus saat mengevakuasi.
"Yang jelas semua daerah harus siap. Mau mendarat di mana, dikarantina di mana, bahkan di Natuna dan di Papua sekalipun. Semua daerah harus siap," ujarnya.
Lebih lanjut, Wiendra mengatakan pemerintah akan menjamin kebutuhan dasar WNI yang dikarantina termasuk kebutuhan pribadi seperti alat ibadah.
Nantinya, para WNI yang dikarantina juga diperbolehkan untuk dijenguk oleh kerabat, meskipun akan ada batasan dengan jarak tertentu, guna meminimalisir terjadinya penularan jika ada virus.
"Supaya yang dikarantina tidak stres, supaya enggak makin sakit. Kalau orang-orang itu jadi senang, mudah-mudahan virusnya enggak masuk di orang yang senang," ujar Wiendra.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati menyebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan telah memerintahkan untuk disiapkannya buku panduan tentang kegiatan selama proses karantina.
"Jadi buku panduannya isinya makannya apa saja, menunya apa saja, kegiatannya apa saja, seperti olahraga dan kesenian. Supaya yang pulang itu dalam keadaan tetap ceria. Soalnya kalau mereka ditaruh di tempat seperti rumah sakit atau penjara, itu bikin stres, dan stres bikin sakit," ujarnya.
Untuk diketahui, WNi akan dievakuasi dari Wuhan mulai hari ini (1/2). Maskapai penerbangan Lion Air Group membenarkan anggotanya yakni Batik Air akan membantu evakuasi WNI dari Wuhan untuk memenuhi permintaan dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
"Benar, Batik Air dengan pesawat A330," ujar Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait di Jakarta, Jumat (1/2) malam.
Edward menambahkan, terkait operasi yang akan dijalankan, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut.