close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah siswa dan guru menggelar doa bersama untuk almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie di halaman Gedung SMP Negeri 15 Kota Serang, Banten, Kamis (12/9)./ Antara Foto
icon caption
Sejumlah siswa dan guru menggelar doa bersama untuk almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie di halaman Gedung SMP Negeri 15 Kota Serang, Banten, Kamis (12/9)./ Antara Foto
Nasional
Senin, 16 September 2019 12:25

Yang kocak dari mendiang BJ Habibie

BJ Habibie dikesankan sebagai figur yang serius dan kritis. Ini sisi-sisi kocak dari Presiden ketiga RI itu.
swipe

Bacharuddin Jusuf Habibie jenius. Tidak ada yang meragukan. Karya-karyanya di industri dirgantara yang lestari hingga kini jadi bukti. Akan tetapi, Presiden ketiga RI yang mangkat pada 11 September 2019 itu juga kritis. Kalau bicara matanya bundar berpendar menatap lawan bicara. Dia dikesankan figur serius, jauh dari lelucon.

Sisi lain pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu ditangkap oleh Linda Djalil. Mantan wartawan Tempo dan Gatra itu pernah bertugas di Istana Presiden selama sepuluh tahun. Linda bercerita, ketika hari-hari pertama menjadi Presiden, Habibie sempat memperingatkan kepada Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Seperti lazimnya, petugas Paspampres bersikap tegas dan sigap saat mengawal presiden. Masuk pintu mobil dengan kata-kata yang tegas, lantang dan menggema. Ketika keluar mobil, juga dengan aba-aba tegas dan menggelegar bak bunyi pelantang.

Tahukah apa kata Habibie di hadapan pengawal?

"Kamu jangan keras-keras aba-abanya ya. Saya kan punya sakit jantung... Hahaha!" kata Habibie, seperti ditulis Linda dalam Facebooknya, tak lama setelah Habibie mangkat.

Mantan wartawan Tempo Linda Djalil (kanan) tengah mewawancarai BJ Habibie (kiri)./ dok. Linda Djalil

Seperti Presiden kedua RI, Soeharto, saat itu Habibie berkantor di Bina Graha di Jalan Veteran Nomor 17, Jakarta Pusat. Ada kebiasaan Habibie yang tak dilupakan Linda. Begitu masuk lobi Bina Graha, Habibie selalu menengok dulu ke arah kanan, ke ruang wartawan. Bila tidak melambaikan tangan, ia memanggil nama wartawan yang dikenalnya.

"Kadang menyapa kami. 'Hai Lin!' Bayangkan, mana pernah Pak Harto melakukan semacam itu," tulis Linda.

Begitu pintu masuk ruang Bina Graha dibuka, Habibie selalu berkata lantang lagi sembari menggoyangkan jari-jarinya. "Dua dua ya. Dua dua!" tiru Linda.

Maksudnya, Habibie meminta agar AC ruangan dipasang dengan temperatur 22 derajat Celsius. Habibie memang tak tahan dingin. Mendapatkan perintah seperti itu, buru-buru pegawai Bina Graha mengecek kembali temperatur AC.

dok.Linda Djalil

Suatu ketika, Linda diundang makan siang ke kediaman Habibie di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Linda datang bersama sang ibu. Ada pula kakak dan para adik ibu Linda. Diundang pula ayah dan ibu Sandiaga Salahuddin Uno: Razif Halik Uno dan Mien Uno. Ikut serta pula Sandi dan istrinya, Nur Asia Uno.

Di depan tamu-tamu terbatasnya itu Linda iseng menceritakan kembali kebiasaan-kebiasaan Habibie. Semua tamu tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Linda. Habibie pun tidak menyangka kejadian-kejadian itu jadi perhatian Linda.

Mendapatkan "kejutan" tak biasa itu, Habibie segera menghampiri Linda. "Du bist gemein (kamu keterlaluan) ya Linda," ujar Habibie sambil mencubit tangan Linda di pinggir meja makan.

dok. Linda Djalil

Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari, menjalin persahabatan sejak lama dengan adik kandung ibunya Linda, Arlis Sularto Reksoprodjo. Bukan kebetulan, karena Ainun dan tante Linda itu sama-sama berprofesi sebagai dokter. Bersama sang suami Profesor dr Sularto Reksoprodjo, Arlis puluhan tahun bersahabat dengan pasangan Habibie-Ainun.

"Selama dulu saya menjadi wartawan pun, Habibie sering saya ’acak-acak’ untuk saya minta berbagai keterangan. Mulai ia menjadi Menristek/Ketua BPPT/Dirut IPTN maupun sebagai Ketua ICMI sampai menjadi wapres bahkan presiden, Habibie menjadi salah satu sumber utama saya dalam wawancara," tulis Linda dalam catatannya di lindadjalil.com berjudul "Bertemu BJ Habibie di Gramedia Pondok Indah Mal", 31 Desember 2012.

Dalam catatan berjudul "Ada Bekas Lipstik di Sudut Bibir B.J.Habibie…!", 25 Desember 2002, Linda menceritakan kejahilannya terhadap Habibie. Suatu ketika, Habibie beracara di Istana ketika di era Soeharto di pagi hari. Keluar dari pintu mobil, Habibie yang masih Menteri Riset dan Teknologi yang sekaligus Ketua BPPT itu seringkali menyalami wartawan dengan senyum ramah.

Linda memperhatikan, di ujung bibir menuju pipi Habibie ada guratan lipstik merah. "Kok ada lipstik sih di situ?" tanya Linda sembari bergurau. Habibie tersipu-sipu sambil buru-buru merogoh saputangan dari kantong celananya.

"Iya nih Linda, tante Ainun masih cium Om sebelum ke garasi mobil…hahahaaa…!" ujar Habibie dengan mata berbinar-binar dan tertawa penuh bahagia. "Ciuman istri kan semangat saya lho…!" kata Habibie lagi.

Di waktu lain, Linda kembali melihat guratan lipstik. "Lha, bekas lipstik lagi tuh?" kata Linda usil.

Habibie yang biasa disapa Linda dengan sebutan Rudy itu kembali tertawa lebar. "Ya begini nih istri Om, seperti enggak mau pisah dan ditinggal ke kantor lama-lama. Senang ya punya pasangan seperti begini?" jawab Habibie bangga.

dok.Linda Djalil

Suatu saat, Linda bertemu Ainun. Saat itu sedang ada acara dengan Ibu Tien, istri Presiden Soeharto. "Sebelum berangkat memangnya cium suami berapa kali, tante? Bekasnya disimpan terus lho!” kata Linda usil.

Kedua bola mata Ainun terbelalak. "Memangnya kenapa Linda? Memang Om cerita-cerita ya," tanya Ainun.

"Lha iya. Katanya selalu dicium, sampai mau masuk mobil juga masih dicium lagi," jawab Linda.

"Aduuuh, bikin malu ya! Artinya suami saya enggak hapus lagi dong kalau memang masih ada bekas lipstik," ujar Ainun. "Awas saja nanti sampai di rumah, mau  saya tanya ah," kata Ainun sambil tersipu-sipu.

Habibie memasukkan kisah lipstik di bibir itu menjadi bagian dari film Habibie & Ainun yang dirilis 20 Desember 2012. Film yang dibintangi oleh Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari dan Tio Pakusadewo itu menyedot perhatian publik.

"Duh, betapa bahagianya saya melihat pancaran ’sinar petromax’ penuh cinta dari ibu yang satu  ini. Puluhan tahun mereka bersama, dari masa-masa sulit sampai sukses gemilang dilalui bersama dengan penuh cinta segunung dan ketabahan," tulis Linda, masih dari catatan yang sama.

"Kekuatan cinta mereka tidak sekadar hanya dari sebuah guratan lipstik di pipi. Tapi semerah indahnya pelangi yang memiliki gradasi warna yang sungguh gemerlap  dan penuh rasa takjub. Dan kini sang mantan Presiden RI ini akan menyimpan seluruh kenangan indah ini dalam kesendiriannya. Sedih memang. Kita doakan beliau agar ikhlas dan ketabahan selalu menyertai dalam memenuhi sisa-sisa hidupnya. Amin...amin...kabulkanlah ya Allah," tulis Linda mengakhiri catatannya.

Ainun meninggal lantaran sakit kanker yang dideritanya, 22 Mei 2010. Sembilan tahun kemudian, persisnya 11 September 2019, Habibie menyusul. Pasangan suami-istri ini dikebumikan bersebelahan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan

img
Khudori
Reporter
img
Khudori
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan