Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membeberkan penambahan dua orang positif coronavirus di Jawa Timur, sehingga totalnya menjadi 189 orang. Dua orang itu dari Trenggalek dan Malang. Adanya pasien positif di Trenggalek, membuat daerah tersebut ditetapkan sebagai zona merah, sehingga total daerah yang menjadi zona merah di Jawa Timur menjadi 24 kabupatan/kota.
Sementara pasien yang positif coronavirus sebanyak 189 orang berasal dari Surabaya (84 orang), Kabupaten Malang (tujuh orang), Kota Malang (delapan orang), Kota Batu (satu orang), Magetan (sembilan orang), Sidoarjo (18 orang), Kabupaten Kediri (tujuh orang), Kota Kediri (satu orang), Gresik (lima orang), Kabupaten Blitar (1), Kota Blitar (1), dan Lumajang (3). Selain itu Jember (2), Situbondo (8), Bondowoso (1), Banyuwangi (1), Pamekasan (2), Tulungagung (5), Jombang (2), Nganjuk (5), Kabupaten Madiun (1), Ponorogo (3), Trenggalek (1) dan 13 orang Lamongan.
"Jadi, total 189 orang yang positif Covid-19 di Jatim, ada tambahan dua orang," kata Khofifah, di Grahadi, Senin (6/4).
Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 10929 orang, 985 orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan 189 positif Covid-19.
Namun Khofifah mengapresiasi adanya tambahan dua orang yang terkonversi negatif atau sembuh, sehingga total yang sembuh menjadi 40 orang. Yakni, empat dari Kabupaten Malang, tiga dari Kota Malang, 23 dari Surabaya, satu dari Kabupaten Blitar, satu dari Kota Blitar dan delapan dari Magetan.
Sedangkan yang meninggal tetap 14 orang seperti sebelumnya. Pasien yang meninggal, yakni satu pasien di Kabupaten Malang, enam pasien di Surabaya, dua pasien di Sidoarjo, satu pasien di Gresik, dua pasien di Kabupaten Kediri, satu pasien di Magetan dan satu pasien Pamekasan.
Khofifah mengungkapkan Selasa (7/4) satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur akan melakukan rapid test terhadap 156 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia. PMI dijadwalkan mendarat di Bandara International Juanda pada Selasa (7/4) sore
“Kami telah siapkan 150 tempat tidur untuk melaksanakan SOP pemeriksaan PMI dari Malaysia yang akan pulang,” tegasnya.
PMI dari Malaysia tersebut akan dicek suhu tubuh terlebih dahulu, sebelum dilakukan Rapid Test. Kalau positif akan langsung dirawat supaya bisa dilakukan tes lanjutan melaui PCR (polymerase chain reaction) atau swab.
"Sebaliknya, jika hasilnya negatif namun ada tanda klinis seperti deman dan batuk, maka akan segera dirawat,” tuturnya
PMI asal Malaysia yang hasilnya negatif juga akan diberi kartu kewaspadaan diri supaya memudahkan pemantauan dalam proses isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Kepulangannya akan kami antar. Lalu kami sampaikan kepada kades atau lurah supaya ikut mengawasi mereka saat proses isolasi mandiri,” pungkasnya.