close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Asnawi Mangkualam. Foto: Instagram @asnawi_bhr
icon caption
Asnawi Mangkualam. Foto: Instagram @asnawi_bhr
Olahraga
Selasa, 01 Maret 2022 17:11

Linimasa Asnawi Mangkualam 14 menit di Bucheon

Semenit masuk lapangan, Asnawi sudah terlibat aktif dalam pertahanan ketika Bucheon menyerang dari skema tendangan sudut.
swipe

Musim baru 2022 kembali dijalani Asnawi Mangkualam bersama Ansan Greeners FC dalam dua laga awal K League 2. Sang kapten mendapat menit bermain lebih lama di laga kedua ketimbang pertandingan pembuka. Masuk pada menit 76, dia menggantikan striker Kim Ryun-do saat timnya tertinggal 1-2 dari Bucheon FC 1995, Sabtu (26/2/2022). Dingin menusuk tulang di kota Bucheon, 25 kilometer dari ibu kota Korea Selatan Seoul. Bertanding tandang di bawah suhu 7 derajat Celcius bukan mudah bagi pemain tropis khatulistiwa.

Semenit masuk lapangan, Asnawi sudah terlibat aktif dalam pertahanan ketika Bucheon menyerang dari skema tendangan sudut. Dia menekan habis satu penyerang lawan di tiang jauh, si penyerang tak berkutik kehilangan ruang. Serangan itu gagal. Umpan silang mendatar hanya mencapai tiang dekat. Sempat ditendang striker, tapi menyamping, hanya menghasilkan tendangan gawang.

Ruh Permainan Jiwa Pertarung

Asnawi tampil menjadi kanan luar. Dia diberi bola lambung oleh bek kiri Sung-Min Ahn dari tendangan bebas dekat garis tengah lapangan pada menit 78. Umpan itu dipotong sundulan bek Bucheon, Yong-Hyeok Lee. Pantulannya berhasil direbut Greeners, lalu dikombinasikan tiga rekan setimnya. Bek kanan Yi-Seok Kim, duo gelandang Go Iwase dan Kyung-So Kim membuat variasi gerak cepat buat menggendor sisi kiri pertahanan lawan. Beruntung Asnawi menerima defleksi saat membuka ruang dari tengah ke kanan di depan kotak penalti.    

Butuh dua menit saja, nomor punggung 14 asal Makassar sudah menyentuh bola. Hyeok Lee terus membayangi gerakannya. Situasi duel dua lawan satu di ujung lapangan, Hyeok Lee dibantu gelandang bertahan Joon-Hyung Kim mampu dilibas Asnawi, yang menyerobot bola terakhir. Jiwa petarung masih menjadi ruh permainannya.

Mendapat serangan berat, Asnawi juga sempat menyelamatkan timnya dari kebobolan. Menyundul bola di mulut gawang, menjauh keluar kotak penalti, pada menit 79. Usai momentum tersebut, Asnawi seharusnya menjelma "ular berbisa" yang membahayakan lawan. Namun, dia luput disodori peluang, hingga kehilangan patukannya secepat kilat.

Rekan sepermainannya, Thiago Henrique, menunjukkan egoisme tingkat dewa di menit 80. Muncul dari bangku cadangan hanya tujuh menit sebelum Asnawi bermain, dia tidak mau membagi bola pendek tiki-taka. Padahal dua rekan terdekatnya, Asnawi dan Kyung-So, berdiri bebas di lini kedua. Striker kacangan Brasil malah memaksakan diri mengirim umpan silang ke kotak penalti di waktu pertahanan terdalam Bucheon sudah terjalin begitu rapat. Sejurus kemudian Thiago, yang cuma mengandalkan postur jangkung, dengan ceroboh menghilangkan bola.

Penghardik dan Anjingnya

Upaya percobaan dari rekan lokal Korea-nya menjangkau Asnawi di menit 83, dua kali beruntun lagi-lagi dipatahkan Hyeok Lee. "Si tiang listrik" 1,88 meter tampaknya diinstruksikan khusus menempel Asnawi. Di penghujung menit itu juga, insiden kecil terjadi.

Robson terlihat jengkel. Sekilas seperti menghardik sang andalan PSSI. Gara-gara Asnawi menyia-nyiakan peluang emas selepas bola muntah di dalam kotak penalti. Tendangannya melesat jauh ke atas gawang. Robson entah marah entah kesal. Brasil rambut kuning itu mungkin merasa kerja kerasnya mengumpan tarik berakhir percuma. Sementara Thiago sibuk sendiri minta penalti sembari menunjukkan gestur kepada wasit bahwa bola tadi kena tangan bek Bucheon.

Sebagai pemain asing, Asnawi perlu belajar banyak. Dia harus menekan nafsunya sampai ke titik terendah. Lebih baik dia bermain dingin seperti robot menjalankan sebuah mesin. Aslinya bukan striker, kalau bola muntah itu dibelokkannya jadi umpan pelan ke kanan, di situ telah menunggu Kyung-Soo yang tak terkawal. Gol penyama kedudukan mungkin tercipta.

Apapun hardikan Robson, pengaruhnya langsung terasa. Khas Indonesia sekali, main mulai emosi, mengamuk jadinya. Tiga menit berselang, Asnawi menumbangkan Hyeok Lee yang selalu menjaganya seperti anjing. Kontak fisik tak pantas dia lakukan sebab terlambat berebut bola atas. Bukan sedang meloncat sama tinggi, Asnawi main belakang, menubruk punggung "anjingnya".

Akhir waktu normal, sekali lagi Asnawi mendapat sentuhan. Membelakangi gawang musuh di luar kotak penalti, dia menyalurkan umpan ke lini gelandang. Menit perpanjangan, Samuel Nnamani membuang waktu di pinggir tiang sudut. Rubuh dia terguling dihantam Asnawi, berhadiah tendangan bebas untuk Greeners.

Kekalahan 1-2 dari Bucheon membuat Ansan Greeners FC menempati posisi kelima klasemen sementara dengan raihan satu angka. Pada 5 Maret mendatang, giliran mereka menjamu Seoul E-Land. Kompetisi K League 2 diikuti 11 tim, dua peringkat teratas akhirnya akan promosi ke K League 1.

Dari rangkaian kejadian sepanjang pertandingan tadi, pelatih Cho Min-kook mestinya lebih protektif kepada Mangkualam Bahar. Hambatannya terutama datang dari Robson dan Thiago. Egoisme dan hardikan menjadi sisi gelap duet striker asing Brasil. Keduanya jelas tak ingin disaingi. Mereka seperti membawa sisa sisi purba dunia tak beradab pada zaman 'manusia makan manusia' di benua Amerika berabad-abad yang lalu. Bukan cuaca dingin yang akan menyusahkan Asnawi musim ini.

Terlebih lagi posisi kanan luar membutuhkan waktunya beradaptasi. Secara genetika, naluri menyerang Asnawi pun tidak murni. Coach Min-kook, yang pernah berhadapan di gelanggang dengan Bambang "Banur" Nurdiansyah, kini pastinya memahami.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan