close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Pixabay
icon caption
Foto: Pixabay
Olahraga
Senin, 19 Juni 2023 17:07

4 Skandal Argentina "si anak emas" FIFA

Kemenangan atas Nigeria tetap sah. FIFA mengatakan penggunaan doping oleh satu pemain tidak cukup untuk menganulir hasil pertandingan.
swipe

Argentina banyak diistimewakan oleh badan sepak bola dunia FIFA dalam sejarah yang penuh skandal. Bagaimana membongkar misteri mereka mungkin hanya gerakan publik sedunia untuk sepak bola bersih yang dapat melakukannya suatu saat nanti.

Argentina menarik diri dari Piala Dunia 1938, 1950, dan 1954 karena ketidaksepakatan dengan hak tuan rumah dan alasan politik. Absennya tim itu dari kompetisi berlangsung selama 24 tahun sejak Piala Dunia tidak diadakan pada tahun 1942 dan 1946 karena Perang Dunia Kedua.

FIFA menjadikan Argentina sebagai "anak emas" kesayangan pasti karena satu alasan rahasia. Berikut, empat kontroversi yang terjadi di sekitar Argentina dan tim nasionalnya:

1. Kamis Sore

Sejak tahun 1977, setiap Kamis pukul 15.30, emak-emak Plaza de Mayo berbaris di sekitar Pirámide de Mayo, alun-alun kota Buenos Aires.

Grandmothers of the Plaza de Mayo atau Asociación Civil Abuelas de Plaza de Mayo merupakan organisasi hak asasi manusia yang bertujuan untuk menemukan anak-anak yang hilang dan diadopsi secara ilegal selama kediktatoran militer Argentina tahun 1976–1983.

Sementara kekerasan domestik terus berlangsung di negeri Amerika Latin itu, FIFA tetap tutup mata tanpa peduli. Argentina malah ditunjuk jadi tuan rumah Piala Dunia 1978.

Turnamen dirusak kontroversi seputar junta militer dan dugaan keterlibatan mereka dalam mengatur hasil pertandingan. Bentrokan penuh kekerasan dalam pertandingan antara Argentina dan Brasil. Finalis yang kalah, Belanda, memboikot upacara pengalungan medali pascapertandingan dengan alasan permainan curang.

Kemenangan Argentina melawan Peru sudah diduga melibatkan muslihat kotor oleh diktator Argentina Jorge Videla yang berkuasa saat itu. Selama lebih dari 30 tahun pertanyaan diajukan tentang kemenangan kontroversial 6-0 yang memastikan tempat Argentina di final, di mana mereka mengalahkan Belanda 3-1.

Mantan senator Peru Genaro Ledesma mengatakan kesepakatan telah dibuat antara presiden Peru saat itu Francisco Bermudez dan Videla, di mana Argentina akan diizinkan untuk memenangkan pertandingan setidaknya dengan selisih empat gol yang diperlukan untuk menghindari eliminasi dari kejuaraan.

2. Tangan Tuhan

Pundit asal Meksiko Alvaro Morales membuat beberapa tuduhan serius tentang kecurangan dan doping. Berbicara di acara ESPN 'Futbol Picante', Morales mengecam rekor tim nasional Argentina dengan berbagai komentar keras.

"Timnas Argentina telah memenangkan tiga Piala Dunia dengan cara yang sangat menjijikkan dan sungguh memalukan!" kata Morales.

"Seperti pada 1978 dengan skor mustahil Argentina mengalahkan Peru dan campur tangan diktator. Pada tahun 1986 kecurangan Maradona mencetak gol dengan tangannya," tekannya.

3. Zat Terlarang

FIFA mendapati lima zat terlarang dalam tes doping Diego Armando Maradona: efedrin, fenilpropanolamin, pseudo-efedrin, non-pseudo-efedrin, dan metilefedrin. Tapi FIFA maupun pihak panitia penyelenggara tidak mau mengatakan dengan tepat berapa banyak zat-zat terlarang yang telah terdeteksi. Itulah skandal besar yang terjadi di Piala Dunia 1994.

Tes dilakukan setelah kemenangan 2-1 Argentina atas Nigeria di mana Maradona bermain penuh. Dia dan pemain Argentina lainnya dipilih secara acak setelah itu untuk tes doping. Sampel positif Maradona mendorong FIFA untuk menganalisis sampel keduanya di laboratorium U.C.L.A. di Los Angeles. Hasilnya juga positif.

Namun, kemenangan atas Nigeria tetap sah. FIFA mengatakan penggunaan doping oleh satu pemain tidak cukup untuk menganulir hasil pertandingan. "Jika dua pemain dinyatakan bersalah," kata Sekretaris Jenderal FIFA Sepp Blatter, "FIFA mungkin akan mengubah hasil pertandingan."

4. Deteksi VAR

Pundit Morales berkomentar pula tentang Piala Dunia 2022 untuk Argentina: "Saya juga mengucapkan selamat kepada wasit karena memberikan penalti yang seharusnya tidak dihadiahkannya ke Argentina, terutama di final yang sangat buruk."

Dia mempertanyakan alat bantu Video Assistant Referee (VAR) yang tidak berfungsi untuk mendeteksi segala akal bulus muslihat jahat dan licik para pemain Albiceleste.

"Mana kartu merah untuk [Marcos] Acuna dan 'Dibu' Martinez yang menendang bola dalam adu penalti? Mengapa gol Messi tidak dianulir karena pemain cadangannya menginvasi masuk lapangan? Mereka ingin melihat Messi menjadi juara!" pungkas Morales.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan