Rentetan aksi teror yang terjadi sepekan terakhir ini tidak menyurutkan langkah Indonesia menggelar ajang olahraga paling bergengsi di Asia, Asian Games XVIII, di Jakarta dan Palembang pada Agustus mendatang.
Pemerintah dan Panitia Penyelenggara Asian Games (Inasgoc) serta Penyelenggara Asian Para Games (Inapgoc) memastikan persiapan tidak terganggu atau tetap berjalan sesuai rencana. Bahkan, Indonesia selaku tuan rumah siap memberikan penjelasan ke negara peserta terkait dengan apa yang sedang terjadi di Tanah Air.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin di Palembang, mengatakan aksi teror yang terjadi tidak memengaruhi kesiapan Kota Palembang sebagai tuan rumah.
Saat ini, Palembang masih berusaha menyelesaikan pembangunan infrastruktur Light Rail Transit (LRT), Jembatan Musi IV, dan Jembatan Musi VI, jalan tol, dan fasilitas umum lainnya.
Semua fasilitas itu ditargetkan selesai pada Juni 2018 sehingga masih ada masa satu bulan untuk uji coba sebelum benar-benar digunakan pada Agustus mendatang.
Untuk arena pertandingan di Jakabaring Sport City, menurut Alex, sudah rampung 100 persen. Pekerjaan saat ini tinggal menyisakan bagian luar arena, seperti pembuatan taman, perbaikan saluran air, dan jalan.
"Persiapan terus berlangsung. Saat ini kami tidak lagi bicara soal 'venue', tapi sudah beralih yakni bagaimana caranya agar masyarakat benar-benar 'demam' Asian Games," kata Alex seperti dilansir Antara, Selasa (15/5).
Terkait dengan aksi teror di sejumlah kota, menurut Alex, sudah tertanggani secara optimal oleh kepolisian karena indentitas pelaku langsung diungkap pada hari kejadian.
Selain itu, beberapa terduga teroris juga berhasil ditangkap di beberapa lokasi, termasuk salah satunya di Palembang. "Tidak perlu khawatir, karena nanti saat Asian Games ada standar keamanan yang ketat sesuai dengan ketentuan Dewan Olimpiade Asia," kata dia.
Ajang Asian Games memiliki standar keamanan layaknya Olimpiade sehingga pengamanan yang dilakukan terbilang berlapis dan sulit ditembus. Penyelenggara juga mengharuskan penggunaan kartu pengenal (id card) yang sudah teregistrasi kepada atlet, ofisial, pejabat negara, dan panitia.