Pertandingan bersejarah Laga Hari FIFA Indonesia versus Argentina, awal pekan lalu, sejatinya menyisakan banyak cerita. Misalnya tentang cedera Sandi Henny Walsh alias Sandy Walsh. Tepat menjelang pergelaran akbar dalam kalender internasional Juni 2023.
Pertemuan antara juara Piala Dunia menghadapi tim nasional senior dari sebelas pemuda yang barusan juara Asia Tenggara terbilang langka. Mungkin takkan pernah terjadi lagi dalam satu abad mendatang juga.
Sebelum menjalani kemungkinan debut membela timnas Indonesia, Walsh banyak membagikan serial video inspiratif dari kanal YouTue resmi pribadinya. Dia tekun menggembleng bakatnya di sebuah lapangan dalam sesi latihan mandiri secara individual dibimbing tiga pendamping. Praktis, dia berlatih sendirian tanpa teman yang gemar bergurau, saling canda, namun justru malah membuang konsentrasi di atas lapangan saat pertandingan sesungguhnya.
Belum ada pemain pemain domestik memproduksi klip video seperti Sandy. Latihan individual mandiri yang spartan tak kenal lelah. Meskipun mungkin ada juga pemain lain yang suka melakukannya. Tapi jarang disiplin seperti itu ditunjukkan produk kebanggaan lokal berlabel bintang timnas selama ini.
Sang bek kanan KV Mechelen di Belgian Pro League, bermain pada grade A kompetisi Eropa. Kelahiran Brussel, 14 Maret 1995, berusia matang 28 tahun, setinggi 1,85 meter. Ia sudah kenyang mewakili Belanda dalam enam level junior di setiap jenjang usia dari U15 hingga U20.
Bersama Orange U17, dia memeluk Piala Eropa U17 2012. Setahun berselang, bersama KRC Genk, trofi Belgian Cup Winner didekapnya erat sebagai loncatan prestasi besar. Nilai pasarnya sebesar EUR2 juta atau setara Rp32,8 miliar. Sayangnya, Sandy harus absen di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin 19 Juni.
Data pascapertandingan Argentina menunjukkan tujuh tembakan tepat sasaran, 74% penguasaan bola, 755 umpan, dan 92% akurasi umpan. Kalau diturunkan lagi figur stastistik itu, akan terlihat jelas banyak tembakan tepat sasaran, penguasaan bola, umpan, dan akurasi umpan terkonsentrasi di sisi kiri lini serang Tim Tango.
Sementara stastistik Indonesia di antaranya tampak melakukan 13 pelanggaran. Turunan dari figur "13 foul" ini tentu memperlihatkan sejumlah pelanggaran terjadi di sisi kanan pertahanan.
Pelatih Lionel Scaloni menurunkan sayap kiri Nicolás González sejak menit pertama. Di skuad terbaik juara dunia, González hanya pelapis untuk sayap utama Angel Di Maria.
Tapi Di Maria yang jatuh loyo tanpa sentakan kasar dari bek kanan Prancis di final kontroversial Qatar '23 itu tidak hadir. Ia sedang berlibur sama Lionel Messi di Barcelona.
Mengandalkan winger kiri, yang biasa jadi cadangan saja, Argentina tak henti-henti merujak pertahanan Indonesia. Penuh ancaman "sambal pedas" berbahaya. Peluang emas pertama berupa tembakan tepat sasaran ke sudut bawah kanan gawang Indonesia pun diluncurkan dari sisi sayap kiri Argentina.
González puas mengobok-obok rusuk kanan belakang timnas Garuda, kemudian dia digantikan Alejandro Garnacho menit 60. Sayap penggantinya jauh lebih minim, kurang pengalaman, bahkan baru dua tampilan di Albiceleste. Kelihaian dia, cuma pintar menghibur hati penonton awam, lewat sentuhan aura individual sebagai bintang baru Manchester United.
Seantero stadion SUGBK terkagum-kagum habis menyaksikan sayap belia berambut putih ala sapu ijuk milik Setan Merah tidak berkutik. Garnacho sempat mencoba, tapi ditepis. Ia tidak bergairah lagi setelah upayanya sekali itu saja. Tapi skornya memang telah 0-2 hingga peluit panjang.
Fans fanatik Merah Putih, sepekan berlalu, tidak terlalu mempermasalahkan bahwa dua gol ke gawang tim kesayangan mereka dibocorkan mentah-mentah dari sisi bek kanan yang lemah. Apa yang terjadi sebaliknya kalau Sandy Walsh fit bertanding?