close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan

Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, sukses menyabet gelar juara di turnamen BWF China Open 2018. Ia mendapat hadiah US$70.000 setelah mengalahkan pemain andalan Jepang, Kento Momota dengan skor 23-21 dan 21-19.

Tak menunggu lama, permainan berlangsung panas begitu laga dibuka. Ginting memimpin dengan 10-8. Namun Momota yang berhasil membalik keadaan hingga unggul 14-19.

Hanya saja, Ginting berhasil memanfaatkan sejumlah kesalahan yang dilakukan Momota dan kembali merebut permainan dengan 20-19. Setelah memperagakan permainan sengit, Ginting dengan cepat memanfaatkan momen Momota yang terjatuh hingga membiarkan Ginting meraih kemenangan di set pertama 23-21.

Setelah memulai set kedua dengan kurang baik, Ginting juga berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya. Dia kembali unggul sekaligus memastikan diri menjadi juara dengan skor 21-19.

Kemenangan ini membuat Ginting menjadi tunggal putra pertama Indonesia yang meraih gelar juara di China Open, sejak turnamen ini masuk kategori super series pada 2007 lalu.

Ginting juga menjadi pemain yang berhasil mengoleksi dua kemenangan atas Momota, setelah pemain ranking 2 dunia itu terkena sanksi dari asosiasi bulutangkis Jepang karena terlibat kasus perjudian.

Kemenangan gemilang

Kemenangan Ginting terasa semakin gemilang, karena ia harus menghadapi para pemain yang berada jauh di atasnya. Tak tanggung-tanggung, pemain ranking 13 dunia ini membabat habis empat pemain penyandang gelar juara dunia dan dua juara olimpiade.

Di babak pertama, pemain kelahiran Cimahi 1996 ini mengalahkan Lin Dan, jawara tunggal putra China pengoleksi lima gelar juara dunia dan dua medali emas Olimpiade.

Pada babak kedua, Ginting juga mengalahkan Viktor Axelsen. Pemain asal Denmark ini, merupakan pemuncak ranking tunggal putra dunia saat ini.

Pada babak perempafinal, Ginting bertemu dengan juara bertahan China Open, Chen Long. Pemain peringkat enam dunia itu, merupakan penyandang dua gelar juara dunia.

Usai mengalahkan Chen Long, Ginting bertemu dengan wakil Taiwan, Chou Tien Chen. Pemain peringkat 5 dunia ini, merupakan lawan yang mengalahkan Ginting di semifinal Asian Games 2018 lalu. Pada partai final, Momota yang dihadapi Ginting adalah penyabet gelar juara dunia 2018 di Nanjing, China.

Faktor pengalaman

Ginting menyatakan, kesuksesannya diraih karena menerapkan pelajaran yang didapat dari pengalamannya selama ini. Dia mengakui, pertandingan melawan Momota berlangsung dengan ketat.

"Hari ini pertandingannya ketat, skornya tipis. Waktu tertinggal, saya hanya mencoba menjalankan apa yang saya jalankan di pertandingan-pertandingan sebelumnya, saat saya tertinggal juga," katanya dikutip situs resmi PBSI.

Meski sempat tertinggal, Ginting mengaku tak memikirkannya. Dia hanya berusaha melakukan pukulan terbaiknya untuk mendapatkan poin. 

"Di game kedua saya coba kuasai kondisi angin yang membuat saya melakukan kesalahan sendiri. Saya terus berusahan menekan lawan dengan serangan-serangan saya," tambahnya.

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan