close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Pengembangan Sepak Bola Dunia FIFA dan mantan pelatih, Arsenal Arsene Wenger, dalam diskusi di YouTube mantan pemain West Ham United Rio Ferdinand bertajuk
icon caption
Kepala Pengembangan Sepak Bola Dunia FIFA dan mantan pelatih, Arsenal Arsene Wenger, dalam diskusi di YouTube mantan pemain West Ham United Rio Ferdinand bertajuk "Rio Meets: Arsene Wenger & Jill Ellis – The Future of Football”, di kanal YouTube Rio
Olahraga
Rabu, 10 November 2021 16:47

Arsene Wenger buka suara soal Piala Dunia digelar 2 tahun sekali

Kongres FIFA dikabarkan menyetujui studi kelayakan Piala Dunia dua tahun sekali.
swipe

Kepala Pengembangan Sepak Bola Dunia FIFA, Arsene Wenger, meminta para fans sepak bola untuk ‘tidak takut’ pada wacana FIFA menggulirkan Piala Dunia dua tahun sekali dari sebelumnya empat tahun sekali. Hal tersebut disampaikan Wenger dalam sebuah wawancara yang diunggah di kanal YouTube FIVE, milik mantan bek tengah West Ham United dan timnas Inggris Rio Ferdinand.

Menurut mantan pelatih Arsenal tersebut, alasan penolakan pada rencana tersebut sepenuhnya bersifat emosional, dan bahwa ia percaya Piala Dunia dua tahun sekali akan mampu meningkatan kualitas sepak bola dunia. “Apa yang mengejutkan untuk saya adalah bahwa dalam masyarakat yang anti-diskriminasi, ketika Anda bertanya pada seseorang mengenai (rencana jika) Piala Dunia wanita diadakan dua tahun sekali, apakah itu bagus?. Mereka akan mengatakan, ‘Ya, bagus. Itu akan mengembangkan permainan (sepak bola) wanita,’” ujar Wenger dikutip dari Evening Standard, Rabu (10/11).

“Lalu, kenapa itu buruk untuk pria? Ini menunjukkan bahwa keengganan pada dasarnya bersifat emosional. Kita semua sudah bertumbuh dengan siklus empat tahun sekali tersebut dan kita ingin menjaganya seperti itu,” lanjutnya.

Survei YouGov menunjukkan, level dukungan paling tinggi pada rencana FIFA tersebut pada kelompok umur 18-24 tahun, sedangkan level dukungan paling lemah pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Adapun level dukungan secara konstan menurun dari kelompok umur 18-24 tahun ke kelompok umur 65 tahun ke atas.

Sekilas, ini menunjukkan korelasi rendahnya dukungan rencana perubahan frekuensi Piala Dunia FIFA dengan bertambahnya umur responden. “Kami melihat adanya perbedaan dalam jajak kami: generasi muda lebih setuju, generasi 50 tahun ke atas (lebih banyak) tidak setuju,” ujar Wenger.

Wenger mengimbau para fans untuk ‘tidak takut’ pada rencana perubahan frekuensi penyelenggaraan sepak bola tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa FIFA selaku konfederasi sepak bola sedunia punya tanggung jawab meningkatkan kualitas sepak bola, yang menurutnya memotivasinya menggulirkan rencana tersebut.

Wenger merupakan figur utama di balik rencana mengubah frekuensi penyelenggaraan Piala Dunia dari empat tahun sekali ke dua tahun sekali tersebut. “Kita tidak perlu takut. Orang modern yang menonton sepak bola sangat berpengetahuan, dia punya permintaan, dia menguji kualitas dari tontonannya,” ujarnya.

“Ada permintaan untuk kualitas. Para fans sepak bola hari ini sangat berpengetahuan dan terinformasikan (dengan baik). Kami punya tanggung jawab memberikan kualitas terbaik untuk mereka,” bebernya.

Menurut Evening Standard, Kongres FIFA dikabarkan telah menyetujui studi kelayakan Piala Dunia pria dan wanita dua tahun sekali pada Mei lalu. Adapun studi kelayakan tersebut dilakukan usai usulan dari Federasi Sepak Bola Arab Saudi untuk pelaksanaanya.

Sementara Associated Press menulis, rencana penyelenggaraan Piala Dunia dua tahun sekali bukan lagi barang baru. Adapun proposal tersebut telah diwacanakan lebih dari dua dekade lalu oleh presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter.

Rencana Blatter disebut media Afrika Selatan Daily Maverick melibatkan kompetisi-kompetisi kontinental seperti Kejuaraan Eropa (Euro, UEFA), Piala Negara-Negara Afrika (CAF), dan Piala Asia (AFC) dimainkan pada tahun-tahun bernomor ganjil dan Piala Dunia pada tahun-tahun bernomor genap. Jika diterapkan, kompetisi-kompetisi kontinental tersebut juga akan punya fungsi ganda sebagai ajang kualifikasi Piala Dunia itu sendiri.

Terhadap perbedaan pandangan yang diambil oleh masing-masing konfederasi kontinental, presiden FIFA Gianni Infantino berharap agar semua anggota FIFA dapat menemukan konsensus jalan keluar untuk permasalahan tersebut. FIFA disebut telah menjadwalkan sebuah pertemuan global virtual pada Senin (20/12) mendatang untuk membahas ‘masa depan sepak bola’ dunia, termasuk rencana Piala Dunia dua tahun sekali.

“Saya percaya kami dapat menemukan sesuatu yang masuk akal dan membuat semuanya senang. Tantangan kami adalah mencoba mencari jembatan atas semua pandangan yang berbeda ini, tetapi itu juga adalah ambisi kami,” ujar Infantino. (Standard.co.uk/DailyMaverick.co.za/Associated Press)

img
Michael Jason Saputra
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan