Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora), Zainudin Amali, mengambil langkah cepat untuk mengakhiri sanksi World Anti-Doping Agency (WADA) dengan membuat Tim Akselerasi dan Investigasi. Sanksi WADA tersebut bisa berdampak besar terhadap keikutsertaan Indonesia dalam perhelatan olahraga internasional.
Menpora telah menunjuk Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, sebagai Ketua Tim Akselerasi dan Investigas, yang segera dilengkapi sebanyak tujuh orang, terdiri dari NOC dua orang, LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) dua orang, unsur cabang olahraga dua orang, dan dari Kemenpora untuk fasilitasi satu orang.
"Sudah saya bentuk tim yang diketuai Ketua NOC Indonesia dengan dua tugas, yaitu akselerasi percepatan komunikasi dengan WADA dan pihak terkait agar sanksi segera berakhir, dan yang kedua investigasi harus dicari penyebabnya agar tidak terulang kembali," katanya Amali, Senin (18/10).
Tim tersebut, katanya, akan segera bekerja. "Bahkan Pak Okto besok akan berangkat ke Eropa memenuhi agenda pertemuan NOC seluruh dunia, sekaligus akan berkunjung ke IOC untuk membicarakan hal tersebut," ujar Menpora.
Investigasi, lanjutnya, sangat diperlukan sehingga diketahui secara pasti apa menjadi penyebab, dan siapa yang harus bertanggung jawab. "Selain tim, perlu adanya pembenahan dalam internal LADI, dan investigasi harus sampai ketemu penyebabnya, bila ada oknum harus mempertanggungjawabkan. Mengenai tenggat waktu penyelesaian secepat-cepatnya, apa yang diminta WADA harus segera terpenuhi," tutupnya via laman Kemenpora.
Diketahui, meski menang pada laga Final Piala Thomas kemarin, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah Putih lantaran LADI tidak bisa memenuhi tes doping plan (TDP) 2020 yang diminta World Anti Doping Agency (WADA). Lebih jauh lagi, sanksi terkait tes doping tersebut bisa mengancam posisi Indonesia sebagai tuan rumah sejumlah turnamen internasional.