close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bek Tajikistan, Vahdat Hanonov, menyundul bola untuk mencetak gol ke gawang UEA. Foto AFC
icon caption
Bek Tajikistan, Vahdat Hanonov, menyundul bola untuk mencetak gol ke gawang UEA. Foto AFC
Olahraga
Senin, 29 Januari 2024 13:05

Dongeng yang berlanjut itu adalah Tajikistan

Tajikistan akan mengetahui lawan perempat final mereka setelah Irak menghadapi Yordania.
swipe

Dongeng paling indah tentang Piala Asia 2023 adalah kehebatan para kesatria dari Tajikistan. Perjalanan separuh mimpi mereka terus berlanjut dengan tidur nyenyak makin nyaman di Qatar. Tim debutan itu mengalahkan Uni Emirat Arab 5-3 melalui adu penalti pada Senin (29/1) dini hari WIB.

Pelatih internasional terkenal Petar Segrt mendulang sukses besar membimbing skuadnya melaju ke perempat final. Kapten kesebelasan Akhtam Nazarov memimpin kesebelasannya menjaga impian mereka tetap hidup setelah pertandingan waktu normal berakhir 1-1 plus babak tambahan di Ahmed bin Ali Stadium, Al Rayyan.

Tajikistan memimpin melalui gol babak pertama Vahdat Hanonov sebelum Khalifa Al Hammadi memaksa perpanjangan waktu dengan sundulan di menit-menit akhir.

Dalam adu penalti, sepakan penyerang naturalisasi UEA kelahiran Brasil, Caio Canedo, diselamatkan oleh kiper Rustam Yatimov dengan terkaman yang cemerlang. Yatimov menjadi pahlawan Tajikistan ketika jatah penalti baru menghasilkan skor 1-1. Penembak terakhir, pemain Tajikistan Alisher Shukurov, mencetak gol yang menentukan kemenangan mereka.

Tajikistan kini menjadi debutan turnamen kedua sejak Australia pada tahun 2007 yang berhasil mencapai perempat final. Namun efek kejutannya jauh lebih besar, bumi Asia terasa seperti berguncang. Tim berjuluk Sons of the Highlands ini hanya tim kecil dibandingkan dengan tim mapan Australia yang melakukan migrasi, beralih federasi dari OFC ke AFC.

Berada di luar peringkat 100 besar FIFA, tim Asia Tengah yang dilatih oleh Segrt berada 42 anak tangga di bawah UEA, kontestan yang mencapai semifinal pada Piala Asia edisi 2015 dan 2019.

“Tidak ada seorang pun yang akan tidur di Tajikistan malam ini,” kata Segrt sambil tersenyum kepada wartawan dikutip Reuters.

"Saat kedudukan 1-1 di menit ke-94 semua orang merasa sedih, namun saya mengatakan kepada para pemain untuk segera bangkit. Jika Anda terjatuh, bangkitlah," tegasnya.

“Saya berteriak kepada mereka, 'Ayo, semuanya masih mungkin terjadi. Jangan menyerah.' Inilah karakter pemain, pelatih, negara, dan semangat juangnya. Akhirnya, keberuntungan datang juga. Saya tahu impian saya adalah melaju ke babak berikutnya -- lagi," sambung Segrt.

Setelah awal yang cerdik, Tajikistan memimpin pada durasi setengah jam ketika Hanonov melompati pagar pertahanan lawan untuk menyundul umpan silang Zoir Dzhuraboev. Bola melewati garis gawang setelah kiper UEA Khalid Eisa mencoba melakukan penyelamatan.

Tajikistan juga tampil gemilang di babak kedua. Mereka memiliki sejumlah peluang melalui serangan balik yang gagal mereka manfaatkan. Sebaliknya UEA yang dibesut Paulo Bento tampil frustrasi usai jeda.

Alisher Dzhalilov hampir saja membuat skor menjadi 2-0 ketika ia menerima umpan silang di tiang jauh namun tembakannya melebar. Sementara Nuriddin Khamrokulov melihat sundulannya menyambut tendangan sudut melayang ke kanan tiang gawang.

UEA akhirnya membuat pemain-pemain Tajikistan yang membuang-buang peluang harus membayar pada menit-menit akhir. Gol Al Hammadi memaksa perpanjangan waktu. Para suporter negara Teluk itu menemukan jeritan mereka kembali bergema ke seantero stadion dan tabuhan rebana bertalu-talu mencapai puncaknya.

Namun para pendukung UEA terdiam ketika Tajikistan mengkonversi seluruh tendangan penalti mereka untuk memicu perayaan liar dari bangku cadangan. Magis Segrt bertuah untuk Tajikistan.

Pelatih berdisiplin Jerman itu pecah kacamatanya dalam kerumunan ofisial dan pemain yang gila-gilaan memeluknya ketika mereka memastikan lolos dari fase grup dan kali ini pelatih Kroasia itu berhati-hati.

“Saya beruntung, saya melihat para pemain menyerbu (untuk merayakan kemenangan) dan saya mendatangi manajer tim dan menyerahkannya sambil berkata, 'Tolong, simpan kacamata saya,'” katanya.

Tajikistan akan mengetahui lawan perempat final mereka setelah Irak menghadapi Yordania.

Bento, pelatih UEA, mengatakan mereka tidak bisa mengendalikan permainan setelah kehilangan gelandang Abdullah Ramadan karena cedera di awal babak pertama. Ia menambahkan bahwa ia tidak peduli dengan spekulasi seputar masa depannya setelah mereka tersingkir.

“Sudah saya katakan ini akan menjadi pertandingan yang seimbang dan itulah yang terjadi. Terkadang kita terlalu fokus pada tim yang kalah, dalam hal ini yang penting kami mengucapkan selamat kepada lawan,” ujarnya.

"Mereka memanfaatkan kekuatan mereka dan kami tidak bisa menghindarinya. Saya mendoakan yang terbaik untuk mereka di sisa kompetisi," pungkasnya.(reuters,afc)

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan