close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pratama Arhan. Foto: PSSI
icon caption
Pratama Arhan. Foto: PSSI
Olahraga
Senin, 15 Mei 2023 18:56

Final sepak bola SEA Games 2023: Arhan absen, sejarah terulang?

Indonesia vs Thailand, bagaimana Garuda yang timpang karena absennya Pratama Arhan dan kurangnya pendukung Marselino Ferdinan.
swipe

Empat pertandingan penyisihan grup A tidak bisa dihitung sebagai bagian progres performa Rizky Ridho dkk. Persaingan mencapai supremasi sepak bola Asia Tenggara selama ini menunjukkan level Filipina, Myanmar, Timor Leste, dan Kamboja berada di bawah.

Jadi tim nasional U-22 sejatinya baru memainkan satu laga berstandar layak di SEA Games XXXII 2023. Hanya 10 pemain, memetik gol kemenangan dua menit sebelum bubar, lolos dari serbuan pasukan Vietnam di semifinal dengan nuansa keberuntungan.

Lawan juga sedikit tampil beda dibesut pelatih baru Philippe Troussier. Mereka tanpa provokasi licik, tidak bermain keras lagi, jauh dari ciri khas ala rezim Park Hang-seo yang selalu membuat tertekan mental pemain Indonesia.

Kondisi pralaga menghadapi Thailand di final, Selasa (16/5), persis seperti leg pertama final Piala AFF 2020 di Singapura. Pada dua laga ini, Pratama Arhan absen. Dulu, di leg pertama final Piala AFF 2020, dia mengalami cedera parah. Kini, di final SEA Games XXXII 2023, dihukum akumulasi kartu.

Area yang dikawal penggantinya, Edo Febriansyah, dieksploitasi dengan bombardir serangan yang sangat menyiksa. Gol pertama Thailand memanfaatkan sisi lemah bek kiri, meruntuhkan semangat juang. Sejarah itu tercipta tiga tahun lalu. Skor akhirnya Thailand 4-0 Indonesia. Trofi AFF 2020 pun melayang.

Sekarang, pelatih Indra Sjafri sudah membocorkan sebagian taktiknya untuk lini belakang. Ia tetap bermain dengan formasi kuartet, pos bek kiri ditempati Haykal Al-Hafiz atau Rio Fahmi. Kemungkinan kecil dia akan  bereksperimen menjajarkan tiga bek saja.

Sisi lemah ini niscaya kembali menjadi celah sejarah berulang. Serangan yang menyiksa pasti diforsir Gajah Perang Muda, mengeksploitasi kesenjangan kualitas antara pemain inti dan cadangan. Pola analisis tentang ancaman Thailand dan kelemahan Indonesia harus berfokus bagaimana kinerja bek kiri pengganti Arhan.

Satu nilai minus lain, Marcelino Ferdinan kurang pendukung di sentral lapangan. Ia dapat melewati satu-dua lawan dengan mudah, tapi sering kandas karena orang ketiga. Kepungan gaya trio lawan selalu membuatnya kehilangan bola.

Gelandang bertahan Alfeandra Dewangga tidak pernah berinisiatif mendekat ke Marcelino apabila si nomor 7 mulai terkepung. Begitu juga Ananda Raehan.

Sementara tiada rekan yang sigap membantu untuk muncul dalam ruang bermain yang semula dia kuasai penuh. Rekan kurang sigap menyokong gerakan Marcelino menjadi kunci yang takkan luput dirujak Thailand.

Dua faktor negatif itu: tidak hadirnya Arhan dan kurangnya pendukung Ferdinan, tentu mempersulit kans medali emas buat terkalung ke leher pemain timnas U-22. Bukan mau pesimis, namun itulah sisi lemah Garuda saat menghadapi Gajah Perang.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan