Bintang-bintang sepak bola muda Korea Utara (DPRK) lebih suka mengenakan sepatu mahal dari merek Barat seperti Nike, Adidas, dan Puma di berbagai turnamen internasional. Padahal, negara tersebut alergi terhadap budaya borjuis dan mengklaim bahwa buatan dalam negeri “disukai oleh rakyat DPRK.”
Tim nasional putra DPRK, serta tim putri U-17 dan U-20, semuanya mengenakan sepatu premium dari perusahaan Amerika dan Jerman dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan terkadang berlogo film laris Hollywood yang dilarang di Korut.
Dalam kemenangan 1-0 Korut atas Jepang di final Piala Asia U-17 putri di Indonesia pada 19 Mei, setidaknya tiga pemain mengenakan Nike Air Zoom Mercurial Superfly 9 Elites berwarna merah muda neon yang dirilis musim semi lalu, dengan harga lebih dari US$275 (Rp4,4 juta).
Empat pemain lainnya mengenakan Nike Phantom Luna Elites berwarna biru kehijauan, yang dirilis musim panas lalu dan dijual seharga US$300 (Rp4,8 juta).
Sepatu dengan ciri khas yang sama juga dikenakan oleh tim U-20 putri, yang juga mengalahkan Jepang di Final Piala Asia di Uzbekistan pada bulan Maret. Banyak pemain U-20 juga mengenakan Nike Phantom GX 2 Elite LV8 seharga US$270 (Rp4,3 juta) yang dirilis tahun ini.
Pada pertandingan terakhir tim putra di kualifikasi pra-Piala Dunia 2026, kekalahan 1-0 melawan Jepang, bintang sepak bola DPRK Han Kwang Song, dan beberapa pemain lainnya mengenakan sepatu Adidas berlogo franchise Marvel X-men dan karakter Cyclops. Sepatu bot Adidas Marvel x X Ghosted.1 Cyclops edisi terbatas merupakan kolaborasi antara Adidas dan Marvel pada tahun 2021 dan dijual dengan harga sekitar US$250 (Rp4 juta).
Dilansir Mundo Deportivo, kekalahan 0-1 dari Jepang itu juga menandai munculnya kembali bintang berbakat Kwang-song. Mantan pemain Juventus itu absen selama tiga tahun karena pergolakan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Beberapa pemain tim putra juga mengenakan sepatu bot Puma Future Ultimate, sementara beberapa bintang tim putri U-17 mengenakan sepatu bot Ultra Ultimate Puma, yang keduanya dijual dengan harga lebih dari US200 (Rp3,2 juta).
Adidas mengatakan kepada NK News bahwa perusahaannya “tidak menyediakan sepatu kepada para pemain sepak bola Korut,” sementara Nike tidak membalas permintaan komentar mengenai penggunaan sepatu mereka oleh tim DPRK.
Puma juga mengatakan pihaknya tidak “melengkapi atau menyediakan produk olahraga kepada atlet atau pemain Korut mana pun, juga tidak memiliki hubungan resmi dengan [Asosiasi Sepak Bola DPR Korea] atau pemain tim mana pun.”
Media pemerintah Korut melaporkan pada bulan Januari bahwa sepatu dari pabrikannya yang “terkenal di dunia” Ryuwon “disukai oleh masyarakat DPRK” dan “sangat populer di kalangan pemuda dan pelajar,” sambil menerbitkan foto-foto sepatu sepak bola warna-warni milik perusahaan tersebut.
Namun meski pemimpin Korut Kim Jong Un menyampaikan panduan di sebuah pabrik perusahaan pada tahun 2015 dan 2017, sepatu bola Ryuwon belum dipakai para pemain sepak bola papan atas negara tersebut sejak mereka kembali ke kompetisi internasional tahun lalu.
Peter Ward, seorang peneliti di Sejong Institute, mengatakan kepada NK News bahwa tidak adanya sepatu Ryuwon dipakai pemain bintangnya “menunjukkan kurangnya kualitas,” menambahkan bahwa Kim mungkin tidak mengunjungi pabrik perusahaan tersebut dalam beberapa tahun terakhir karena “kurang berhasil.”
Tidak jelas kapan atau bagaimana para pemain sepak bola Korut memperoleh sepatu-sepatu bermerek internasional itu, namun penjualan sepatu tersebut ke Korut dapat merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1718, serta sanksi sepihak yang melarang pengiriman barang mewah.
Namun, pakar sanksi Korut Joshua Stanton mengatakan definisi PBB mengenai barang mewah “sangat sempit” dan orang mungkin tidak setuju apakah US$200 benar-benar merupakan barang mewah. Ia menekankan pentingnya prioritas sanksi lain seperti “pencucian uang, pencurian mata uang kripto, peretasan komputer, dan ekspor senjata.”
Ward mengatakan, meskipun sepatu bola tersebut bisa jadi palsu, kemungkinan besar sepatu tersebut asli dan hanya diimpor dari China.
China seringkali bersikap lunak terhadap ekspornya ke Korut, dengan data perdagangan resmi menunjukkan bahwa negara tersebut mengirimkan barang-barang yang terkena sanksi senilai ratusan ribu dolar ke Korut pada tahun lalu.
DPRK telah berupaya meningkatkan kualitas peralatan olahraganya selama beberapa waktu sesuai dengan prinsip kemandirian negaranya.
Pada tahun 2013, Institut Penelitian Peralatan Olahraga Korea Utara meluncurkan sepatu bola baru yang terlihat sangat mirip dengan desain merek Jepang Mizuno, meskipun Mizuno mengatakan pihaknya tidak memiliki hubungan dengan produsen Korea Utara.
Bakat Korea Utara Han Kwang-song muncul setelah absen selama tiga tahun karena pergolakan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Mantan pemain Juventus itu kembali tampil di kancah internasional mewakili Korea Utara dalam laga persahabatan melawan Jepang yang digelar di Tokyo pekan ini. (nknews,mundodeportivo)