Pelatih Ståle Solbakken tidak mau memanggil putranya sendiri, Markus Solbakken. Keputusan itu fatal. Tanpa kehadiran pengatur permainan asal klub Viking FK, tim nasional Norwegia kandas ke putaran final Euro 2024.
Markus Solbakken, rekan seklub pemain Indonesia Shayne Pattynama, bisa memanjakan bomber Manchester City dengan aneka kreativitas dari sentral. Kalau saja dia tampil. Tapi ayahnya memastikan dia absen. Satu-satunya tampilan Markus di timnas, saat uji coba kontra Yordania 9 September yang berakhir kemenangan 6-0. Dia cuma bermain selama 29 menit dari bangku cadangan.
Norwegia kalah tipis 0-1 dari Spanyol di Ullevaal Stadion, Oslo, Senin (16/10) dini hari WIB. Bermain di kandang sendiri, laga ketujuh Norwegia di Grup A berjalan sesak susah menyerang.
Striker Erling Haaland terkunci seperti tekad kiper Unai Simón sebelum pertandingan: "Kami akan menahan Haaland tetap berada di luar kotak."
Gavi membuka skor untuk Spanyol dalam pertandingan yang mengamankan tempat mereka di Euro 2024. Gol tunggal ini terasa kontroversial. Rekannya Alvaro Morata jelas berada dalam posisi offside di mulut gawang ketika menyentuh bola terakhir yang kemudian terpental kembali ke dalam kotak penalti.
Spanyol bermain ngotot melawan Norwegia di Oslo karena mencoba memuncaki Grup A dan mengamankan tempat mereka di Piala Eropa tahun depan.
Babak pertama berjalan lamban, namun permainan menjadi hidup segera usai turun minum ketika Gavi menyodok bola ke dalam gawang setelah sentuhan Morata terjadi pinball di sekitar kotak. Wasit mengecek VAR cukup lama, gol tersebut akhirnya tercipta.
Keputusan VAR mungkin terfokus pada pergerakan tanpa bola Gavi bukan sentuhan Morata ke bola. Tepat ketika tendangan pemain Spanyol pertama kali mengarah ke gawang.
Spanyol didampingi Skotlandia telah keluar dari Grup A untuk tampil di Euro 2024. Sementara Norwegia menyisakan satu laga terakhir melawat ke Skotlandia pada 20 November.
Solbakken mengatakan dia memahami bahwa para penggemar kehilangan kepercayaan, 23 tahun setelah penampilan terakhir Norwegia di level Eropa. “Bukan kekalahan sebenarnya yang paling menyakitkan,” kata komentator Lars Tjernås setelah laga. “Yang benar-benar menyakitkan adalah betapa lemah, tidak mampu, dan bahkan tanpa rencana tim ini. Spanyol hampir tidak perlu melakukan upaya apa pun. Ini sangat buruk.”
Sementara pelatih Spanyol Luis De La Fuente merasa senang melihat perkembangan timnya.
"Saya senang karena menurut saya tim telah berkembang dengan cara yang luar biasa. Ada perasaan tim yang bersatu, tim yang kohesif, tim untuk masa depan, itulah yang paling membuat kami bersemangat," Luis De la Fuente kepada wartawan.