Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi sorotan publik usai terjadinya insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10) malam. Tragedi Kanjuruhan itu mengakibatkan sedikitnya 132 korban meninggal dunia dan ratusan orang lainnya luka-luka.
Berbagai desakan publik yang meminta pertanggungjawaban PSSI atas peristiwa tersebut masih terus disuarakan. Khususnya kepada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule, yang didesak mundur dari jabatannya.
Desakan tersebut belum direspons secara gamblang oleh Iwan. Terakhir, saat dimintai tanggapan soal desakan mundur usai merampungkan permintaan keterangan di Komnas HAM hari ini (13/10), Iwan kembali berkelit.
"Nanti ada juru bicara," katanya singkat.
Dalam konferensi pers pascapermintaan keterangan di Komnas HAM, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Sonhadji menilai, mundur bukan pilihan yang tepat di tengah kondisi seperti sekarang ini.
"Saya selaku pengurus PSSI, mundur itu bukan tindakan yang bagus untuk menghadapi masalah seperti ini. Kalau saya katakan sebagai Exco PSSI, saya, kalau kondisi seperti ini lagi butuh pemikiran, butuh macam-macam, kemudian ketua mundur, gak jantan," ujar Sonhadji.
PSSI telah melakukan berbagai upaya sebagai bentuk tanggung jawab pascakejadian di Stadion Kanjuruhan yang menimbulkan jatuhnya ratusan korban tersebut. Misalnya, turun langsung ke Malang untuk menginvestigasi peristiwa ini.
"Sebenarnya PSSI sangat bertanggung jawab. Tanggung jawab itu dalam bentuk apa? Satu hari begitu kejadian, pagi, ketum sudah terbang ke Malang. Ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab. Dan beliau selama delapan hari penuh di Malang menghadapi ini, mengatur semuanya, menurunkan tim investigasi dan segala macam, mendatangi rumah-rumah korban," papar dia.
Hal itu, kata Sonhadji, menjadi salah satu bentuk tanggung jawab moral Iwan sebagai Ketua Umum PSSI.
"Mendatangi rumah-rumah korban, ya itu salah satu bentuk tanggung jawab moral sebagai Ketum, dengan timnya itu. Saya kira yang dilakukan Ketum sudah banyak gitu," ucap Sonhadji.
Sonhadji menambahkan, saat ini PSSI tengah berkoordinasi dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk membenahi persepakbolaan Indonesia usai tragedi Kanjuruhan.
Adapun PSSI, FIFA, AFC, bersama pemerintah Indonesia bersepakat membentuk satuan tugas (satgas/task force) transformasi sepak bola. Satgas beranggotakan PSSI, FIFA, AFC, kepolisian RI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Kesehatan.
Pembentukan satgas ini tidak lepas dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober . Perwakilan dari masing-masing kementerian dan lembaga tersebut akan berdiskusi mengenai kerangka dan rencana kerja, dalam rangka perbaikan tata kelola sepak bola di Indonesia sesuai peran dan fungsi tiap instansi.