close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Logo LADI, Maret 2021. Google Maps/ADek Kakur
icon caption
Logo LADI, Maret 2021. Google Maps/ADek Kakur
Olahraga
Sabtu, 13 November 2021 18:17

LADI kantongi 153 sampel urine atlet Peparnas Papua

LADI diharuskan mengirimkan 200 sampel urine atlet dan pelatih agar terbebas dari sanksi WADA.
swipe

Sebanyak 153 dari 200 sampel urine atlet akan dikirimkan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) kepada Badan Anti-Doping Dunia (WADA) melalui laboratorium yang ada di Qatar, Senin (15/11). Sampel berasal dari para peraih medali emas dan pemecah rekor nasional pada ajang olahraga bergengsi tingkat nasional bagi atlet disabilitas.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, mengklaim, langkah ini sebagai upaya membebaskan sanksi Indonesia oleh WADA. Ada tiga masalah yang harus diselesaikan agar lepas dari hukuman itu, yakni komunikasi; administrasi; dan permasalahan teknis, termasuk sampel urine atlet peraih medali.

"Saat ini, komunikasi sudah berlangsung lancar sekarang antara LADI dengan WADA bahkan dengan SEARADO [Southeast Asia Regional Anti-Doping Organization] dan JADA [Japan Anti-Doping Agency]," ucapnya saat mengecek sampel urine atlet di Balai Laboratorium Kesehatan Papua, Jumat (12/11).

"Hampir setiap hari LADI melalui Bu Sekjen LADI berkomunikasi dan berkoordinasi dan dengan laboratorium di Qatar, [yang] kita sudah bekerja sama," sambungnya, melansir situs web Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Masalah berikutnya adalah test doping plan (TDP). Pemerintah dan LADI menggunakan sampel urine para atlet yang berlaga pada PON XX, Peparnas XVI, dan yang di luar kompetisi.

"Melalui ajang Peparnas XVI Papua sudah didapat 153 sampel urine. Mudah-mudahan bisa terpenuhi hingga 200 sampai dengan besok karena masih ada pererbutan medali dan kemungkinan ada pemecahan rekor lagi," tuturnya.

"Terkait yang 122 dari nonkompetisi," sambung Zainudin, "teman-teman dari LADI akan mengejar sampel itu paling lambat akhir November. Ini bagi atlet yang tidak sedang bertanding sehingga LADI secara teknis bisa menyelesaikan tugasnya dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan."

Koordinator doping PON dan Peparnas Papua, Selly Ajawaila, menambahkan, pengambilan sampel urine sekaligus pengawasan berjalan lancar. "Semuanya bisa diambil sample sesuai dengan TDP yang diharapkan."

Sementara itu, Sekretaris Jenderal LADI, Dessy Rosmelita, menjelaskan, pihaknya sudah mulai mengemas sampel urine yang telah diterima. Diperkirakan sampai di Jakarta, lusa.

"Kita memerlukan kira-kira tujuh hingga 10 hari untuk pengiriman sampel ini dari Jakarta ke Anti-Doping Lab (ADL) di Qatar, tergantung kargonya," ujarnya.

Adapun hasilnya diprediksi baru dapat dirilis dalam tempo tiga pekan. LADI pun minta dipercepat menjadi 20 hari. "Saya tadi dapat balasan email dari Qatar, mereka tidak sanggup karena banyaknya jumlah sampel yang kita kirimkan," tandas Dessy.

img
Natasya
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan