close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pemain Thailand berlatih jelang laga uji coba kontra Georgia. Foto Bangkok Post
icon caption
Pemain Thailand berlatih jelang laga uji coba kontra Georgia. Foto Bangkok Post
Olahraga
Jumat, 13 Oktober 2023 18:55

Malam kelam Gajah Perang di Tbilisi

Kendati dijebol habis bertubi-tubi, kiper Kampol dirating tinggi 9,3 oleh Sofascore.
swipe

Laga hari FIFA dilakoni tim nasional Thailand menghadapi Georgia. Pertandingan persahabatan ini menekan mental skuad Mano Polking seperti mimpi buruk paling mengerikan. Gajah Perang hancur lebur 0-8 di Mikheil Meskhi Stadium, Tbilisi, Kamis (12/10).

Mereka menelan kekalahan kedua terbesar dalam 67 tahun sejarah. Setelah Britania Raya mengamuk Thailand 9-0 pada Olimpiade Melbourne 1956, di ajang yang sama Indonesia mengimbangi raksasa Uni Soviet 0-0.

Tanpa trio wayang utamanya, Theerathon Bunmathan, Chanathip Songkrasin, dan Teerasil Dangda, Thailand seolah membeku kurang darah. Posisi bek kiri, gelandang tengah, dan striker mereka menjadi "kartu mati" tidak berkutik.

Proses transisi dari jajaran pemain lama ke perkuatan pemain-pemain baru di timnas Gajah Perang naga-naganya berubah layaknya masa kelam di depan mata. Bunmathan, Songkrasin, dan Dangda nyaris tidak tergantikan selama satu dekade terakhir. Sementara mutu pelapis mereka masih jauh di bawah standar yang diharapkan Thailand.

Pesta-pora Georgia diawali gol dari alur permainan level SSB (Sekolah Sepak Bola) menit 9 oleh Zuriko Davitashvili. Skemanya bermula Giorgi Chakvetadze mengangkat dari sayap kiri, namun dihalau sundulan Elias Dollah keluar kotak penalti. Bola itu kemudian ditanduk Zuriko kembali ke dalam kotak.

Tandukan Zuriko mengarah ke Weerathep Pomphan. Lucunya, Pomphan malah mengembalikan bola itu kepada Zuriko. Begitu mendapat ruang tembak terbuka, sekali kontrol, sekali sabet, Zuriko menggetarkan pojok kiri atas jaring kiper Kampol Pathomakkakul.

Kendati dijebol habis bertubi-tubi, kiper Kampol dirating tinggi 9,3 oleh Sofascore. Penampilan gemilangnya mencegah Thailand kebobolan lebih dari delapan gol, mungkin bisa selusin.

Tapi, belum lama mengambil napas lega, gawang Kampol jebol lagi. Tiga menit berselang, Georgia memperbesar skor lewat overlapping bek kiri Luka Lochosvili. Berlanjut dengan amukan singa Georges Mikautadze menggelontorkan empat gol di menit 24, 37', 41' dan titik putih 56'.

Semua berakhir di kaki Khvicha Kvaratskhelia, yang baru bermain selama delapan menit, menutup laga lewat penyelesaian simpel tanpa gocekan di menit 66. Tak ada selebrasi, tiada dribel indah, bintang Napoli ini tampak malas tampil menghadapi tim lemah tanpa perlawanan.

Hasil akhir pertandingan menegaskan komitmen pelatih Georgia, Willy Sagnol. Ia mengatakan timnya akan menganggap serius pertandingan melawan Thailand.

Sagnol, mantan pemain internasional Prancis, berkata: "Kami sedang mempersiapkan turnamen kualifikasi Euro 2024 jadi kami akan menganggap serius pertandingan ini. Bagi saya, pertandingan melawan Thailand penting," dikutip Bangkok Post.

Georgia kini menempati peringkat 79 dunia. Bukan di level elit Eropa juga. Tak terbayangkan berapa gol yang ditelan Thailand apabila mereka melawan timnas Argentina.

Setelah menempuh penerbangan yang panjang, Polking mengkhawatirkan kebugaran para pemainnya diterpa cuaca yang jauh lebih dingin dari yang dia perkirakan. Kekhawatiran itu menemukan jawaban di Tbilisi. Timnas Thailand membeku seperti "manusia salju" tidak berdaya, mati gerak, seolah belum pernah main sepak bola.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan