Atlet lempar tebing, Maria Willi, meraih medali emas di nomor javelin throw women (lempar lembing) klasifikasi F40/F46 ASEAN Paragames Solo 2022. Dia pun tidak bisa membendung air matanya setelah mempersembahkan emas untuk Indonesia.
Di sela kegembiraannya, ia juga teringat sang ayah yang telah pergi.
"Saya persembahkan emas ini untuk mamah yang selalu mendoakan, dan ayah saya yang sudah almarhum," ujar Maria usai pertandingan di Stadion Manahan Solo, Rabu (3/8).
Ia tertunduk dan mengeluarkan air mata. Sambil terisak-isak Maria bercerita bahwa ayahnya meninggal dunia saat dirinya menjalani kejuaraan nasional pada 2019.
"Pasan ayah saya yang saya ingat, 'walaupun kamu malas, malas di hati, tetapi tetap lakukanlah. Biar malas tetapi jangan pernah lelah berjuang jangan pernah katakan capek," ucap Maria.
Di laga ini, Maria mampu mengatasi perlawanan atlet Thailand Patcharee Wisetsee. Padahal sebelum tanding, Maria mengaku kurang percaya diri karena menganggap rivalnya itu lebih baik darinya.
"Enggak duga-duga, katanya kan lawan saya yang dari Thailand itu lebih pro. Sempat deg-degan juga karena dua lemparan pertama saya didiskualifikkasi terus," ujar Maria.
Meski sempat khawatir karena awal yang kurang menguntungkan, mental tandingnya tetap ia pelihara. Ia pun bangkit pada lemparan berikutnya.
Sementara, musuhnya ternyata hanya mampu meraih catatan di bawah Maria.
"Lemparan berikutnya dapat 26 meter, lawan saya 25, dan di lemparan terakhir saya dapat 27 meter. Udah...(saya merasa) lega langsung," ujar Maria mengungkapkan perasaannya saat tanding.
Dalam laga final ini, Maria memperoleh jarak lemparan 27.29 meter. Ia memecahkan rekornya sendiri pada ajang sebelumnya di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua 2021 dengan angka 26 meter.
Sebagai informasi klasifikasi F40 adalah untuk atlet lapangan dengan perawakan kecil. Klasifikasi T46 dan F46 adalah klasifikasi olahraga disabilitas untuk atletik disabilitas. Orang-orang di kelas ini memiliki satu di bawah atau di atas amputasi siku.