Pelatih Belgia Roberto Martinez menyebut dirinya sebagai pria paling berbangga di bumi. Kebahagiaan Martinez bukan tanpa alasan, usai menang atas Brasil dini hari (7/7), ia mengaku gembira setelah berhasil menyingkirkan juara dunia lima kali Brasil.
Martinez pun memberikan pujian kepada timnya yang semula tidak diunggulkan untuk memiliki keyakinan tapi mampu memenangkan pertandingan. Bahkan pria berusia 44 tahun ini menyebut pasukannya gagah berani karena memperlihatkan kebrilianan mereka dalam menyerang dan mampu meredam upaya Brasil untuk bangkit.
Kemenangan 2-1 atas Belgia memastikan timnya mendapat tiket empat besar untuk pertama kalinya dalam 32 tahun. Selanjutnya, Belgia akan berhadapan dengan Prancis, ia pun bertekad membawa Belgia tampil di final untuk pertama kalinya, setelah mengulangi pencapaian tim asuhan Guy Thys yang mencapai empat besar pada turnamen 1986 di Meksiko.
Martinez merombak timnya dengan mempromosikan Marouane Fellaini dan Nacer Chadli masuk tim inti. Lalu membangku cadangkan Dries Mertens untuk membuat pengatur serangan Kevin de Bruyne dapat bermain lebih ke depan.
Perombakan itu terbukti jitu ketika De Bruyne mengunci pertahanan Brasil pada babak pertama yang brilian. Kemudian, mencetak gol mengejutkan pada menit ke-31 untuk menggandakan keunggulan setelah gol bunuh diri Fernandinho.
"Melawan mereka, terdapat hambatan psikologis. Pakaian kuning, lima gelar dunia, dan semuanya yang terkait hal itu," kata Martinez kepada para pewarta mengenai menghadapi Brasil seperti dikutip Antara.
Maka kata Martinez, timnya harus berani secara taktik. Sebab baginya pertandingan ini merupakan perjudian besar dalam mengganti beberapa hal dan ia perlu para pemain untuk percaya diri.
Mantan manajer Everton ini pun kembali memuji timnya karena berhasil mengemban tugas yang berat bahkan sampai detik-detik pertandingan usai. Martinez juga memuji Brasil sebagai tim terbaik di turnamen ini.
Hanya saja para pemainnya telah menunjukkan pertandingan terbaik setelah lulus ujian karakter pada 15 menit terakhir, ketika Brasil menggempur gawang namun tidak mampu menyamakan kedudukan.