Meraih 31 medali emas dan berada pada poaisi empat besar dalam Asian Games 2018 merupakan kesuksesan yang dicatat Indonesia selaku tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia tersebut.
Capaian prestasi itu melewati target yang dicanangkan sebelumnya oleh pemerintah yakni 16 emas dan peringkat 10 besar Asia.
Adalah wajar jika para atlet yang berhasil meraih medali pada Asian Games 2018 tersebut mendapat bonus ratusan juta rupiah dari pemerintah dan sejumlah pihak.
Bahkan sejumlah pemerintah daerah juga turut memberi hadian bagi atlet-atlet asal daerahnya yang mampu mencatat prestasi terbaik pada Asian Games 2018 itu.
Medali emas Indonesia masing-masing diraih melalui cabang pencak silat dengan prestasi terbaik (14 emas), panjat tebing (3), paralayang (2), bulu tangkis (2), sepeda gunung (2), serta wushu, angkat besi, taekwondo, jetski, tenis, dayung, sepak takraw, karate masing-masing satu medali emas.
Dalam peringkat umum, Indonesia hanya berada di bawah tiga raksasa olahraga Asia yakni China, Jepang dan Korea Selatan.
Prestasi Indonesia pada Asia Games 2018 juga bisa disebut sebagai sejarah baru olahraga Indonesia, yang mungkin akan sulit dicapai kembali jika tidak dilanjutkan dengan pembinaan yang konsisten.
Kini Asian Games 2018 pada 18 Agustus hingga 2 September lalu sudah usai.
Catatan prestasi Indonesia sudah resmi masuk dalam sejarah olahraga Asia, seperti halnya yang pernah diraih pada Asian Games 1962 ketika Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya.
Namun catatan prestasi seharusnya tidak hanya berhenti pada Asian Games 2018 namun masih ada event-event bergengsi berikutnya, yakni Indonesia harus mampu menunjukkan diri bahwa mereka pantas masuk empat besar Asia.
Seperti dikemukanan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, para atlet dan pembina olahraga Indonesia jangan berpuas diri dengan hasil di Asian Games 2018 karena masih ada puncak-puncak prestasi berikutnya yang harus dikejar.
"Asian Games 2018 sudah selesai, baru saja ditutup 2 September lalu. Meskipun demikian, saya berpesan kepada semua atlet agar terus meningkatkan prestasinya masing-masing," kata Puan baru-baru ini.
Sudah ada sejumlah tantangan di depan mata yang bisa menjadi ujian bagi atlet-atlet Indonesia yang telah mencatat kesuksesan pada Asian Games 2018.
Misalnya SEA Games 2019 yang akan berlangsung di Filipina.
Pada pesta olahraga tingkat Asia Tenggara atau SEA Games, posisi Indonesia terus melorot. Bahkan pada 2017 berada di urutan kelima dari 10 negara peserta.
Dalam SEA Games yang tingkat persaingannya lebih rendah dari Asian Games, Indonesia masih sulit untuk setidaknya bisa menjadi tiga besar di Asia Tenggara.
Jika pada Asian Games 2018 peringkat umum Indonesia jauh di atas negara-negara Asia Tenggara, maka tentunya atlet Indoneisa harus membuktikan bahwa prestasi pada Asian Games lalu pun bisa berlanjut dalam SEA Games mendatang.
Kemudian setahun berikutnya ada Olimpiade 2020 di Tokyo. Event tersebut tentunya menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memperbaiki prestais pada Olimpiade sebelumnya di Rio de Janeiro 2016.
Indonesia hanya meraih satu medali emas pada Olimpiade 2016 melalui pasangan ganda campuran bulu tangkis.
Tentunya cabang-cabang olimpik harus menjadi perhatian pembina olahraga Indonesia agar bisa berkiprah lebih jauh lagi di pesta olahraga sejagat itu.
Legasi olahraga Asian Games 2018 tidak hanya mencatatkan sejarah prestasi olahraga Indonesia dengan torehan 31 medali emas, namun juga meninggalkan legasi bagi pembinaan olahraga nasional ke depannya, selain juga memberi manfaat bagi masyarakat.
Kebanggaan tak ternilai sebagai juara di Asian Games, dan juga bonus-bonus dari berbagai pihak tentunya turut merangsang generasi muda Indoesia untuk menekuni bidang olahraga.
Kemudian dilihat dari faktor infratruktur Asian Games yhang dibangun atau direhabiltas dengan biaya puluhan triliun rupiah, ke depannya juga akan mendukung prestasi para atlet Indonesia dalam jangka panjang.
Menpora Imam Nahrawi mengatakan, kini Indonesia sudah punya arena olahraga yang berstandar internasional, di Jakarta, Palembang, Jawa Barat dan Banten.
"Venue-venue milik kita ini termasuk yang terbaik di dunia. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita bangga dan menjaga semangat, serta lebih optimistis dapat meraih pencapaian lebih baik lagi di masa depan," kata Menpora.
Dengan fasilitas kelas dunia yang dimiliki, maka pembina cabang-cabang olahraga pun semakin siap dan percaya diri untuk menyelenggarakan event-event internasional.
Dengan demikian para atletnya makin termotivasi untuk mengejar pencapaian-pencapai puncak lainnya setelah Asian Games 2018.
Momentum Hari Olahaga Nasional (Haornas) 2018 yang mengambil tema Ayo Olahraga Bangun Indonesia, juga diharapkan juga menjadi penyatuan tekad masyarakat Indonesia untuk melanjutkan sukses Asian Games 2018 dengan meraih puncak-puncak prestasi berkutnya. (ant)