close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mengintip kekuatan Ekuador, musuh Indonesia di laga perdana
icon caption
Mengintip kekuatan Ekuador, musuh Indonesia di laga perdana
Olahraga
Rabu, 08 November 2023 07:13

Mengintip kekuatan Ekuador, musuh Indonesia di laga perdana

Undian FIFA untuk Piala Dunia U-17 2023 kemudian mengumpulkan mereka ke Grup A dengan tuan rumah Indonesia, Panama, dan Maroko.
swipe

Keuntungan besar dipetik Ekuador menjadi tuan rumah Kejuaraan Amerika Selatan U-17 2023. Dari turnamen 30 Maret-23 April lalu, kesebelasan berjuluk La Tri berhasil meraup posisi runner-up. Skuad racikan Diego Martínez pun lolos ke Piala Dunia U-17 Indonesia 2023.

“Kami menginginkan gelar, tapi saya pikir posisi kedua ini memberi tahu kami bahwa kami berada di jalur yang benar. Saya pikir hal terpenting dari turnamen ini adalah membentuk tim yang sangat kompetitif dengan banyak proyeksi,” kata Martínez dilansir Then24.

Undian FIFA untuk Piala Dunia U-17 2023 kemudian mengumpulkan mereka ke Grup A dengan tuan rumah Indonesia, Panama, dan Maroko. Grup lunak ini akan menjajal keampuhan tim Amerika Latin yang kental sebagai kumpulan solid para talenta individual.

Kunci Kualifikasi

Kejuaraan Amerika Selatan U-17 2023 dengan tajuk resmi CONMEBOL Sudamericano Sub-17 Ecuador 2023 telah membuktikan alotnya perlawanan Michael Bermúdez dan kawan-kawan. Favorit Brasil dua kali mereka tahan imbang di fase grup dan putaran final. Hanya Uruguay yang menuai poin penuh 2-0 dari Ekuador, namun ironisnya Uruguay gagal melangkah ke FIFA World Cup U-17 edisi tahun ini.

Bermudez berperan sebagai ujung tombak Ekuador U-17. Selama gelaran Sudamericano, dia mencetak empat gol dari sembilan pertandingan. Posisi striker ditempatinya berkat kejelian gurunya, Profesor Rodrigo Garcia. “Saya berhutang banyak padanya,” kata Bermudez dinukil Khel Now.

Ekuador berhasil mencapai fase final, tetapi kalah angka dari Brasil. Namun kerja keras dan komitmennya menjadi alasan besar mengapa tim U-17 negaranya berhasil lolos ke Piala Dunia.

Selain sang striker, gelandang Aimar Govea juga mencuri perhatian. Satu dari dua pemain di skuadnya yang memperkuat klub asing, Swansea City U-18, asal Inggris.

"Kami mempunyai tim yang sangat bagus, kami kuat, dan kami senang menguasai bola. Saya pikir kami mempunyai peluang bagus untuk menunjukkan kemampuan kami di turnamen ini," komentar Aimar jelang Sudamericano, seperti disitir situs klub Swansea City.

Aimar dan Bermudez cukup nyaman ditangani Martínez yang baru berusia 36 tahun. Pelatih muda itu mengandalkan patron 4-3-3 ofensif buat Ekuador U-17. Dia mendorong dua gelandang lebih maju untuk berfungsi sepasang sayap ganda dari lini kedua. Mobilitas serangan bergerak masuk dari sisi luar acap menjadi ciri khas tim ini.

Penari Mahal

Di tim pemenang terakhirnya, versus Argentina yang berakhir 1-0 pada 21 April silam, dia pasang Kendry Páez di kiri dan Jairo Reyes di kanan. Keduanya menunjang Bermudez yang diplot sebagai sayap kiri dan Keny Arroyo sebelah kanan.

Tanpa menunggu lama, di menit ke-6, solo-run Páez menggoyahkan rusuk kiri pertahanan Argentina setelah menerima assist dari gelandang bertahan Juan Rodríguez. Seolah menari dengan bola, giringan kidalnya dari sisi kanan memudahkan Páez menusuk masuk, menggaskan kecepatan untuk melewati hadangan seorang bek. Mengeksekusi skor, dia lontarkan pelintiran silang melayang lewat dari tiang dekat.  

Di samping topskor Bermudez, Páez bintang mewah milik Chelsea menjadi kunci permainan. Variasi alternatif pengganti, Fabrizio Baruja dan Éver Coronel. Sementara pelapis lain, Rooney Troya, di kanan cenderung lebih defensif. Pola serangan mereka dengan terobosan atau melalui penetrasi sayap ganda selalu tajam dan langsung menuju dalam kotak penalti begitu mendapat kesempatan.

Namun, seperti tim-tim Amerika Latin umumnya, pertahanan Ekuador U-17 agak longgar. Kegolan sembilan kali dari sembilan laga merupakan fakta di atas lapangan. Artinya, mereka jebol satu gol per laga. Tidak bagus juga. Walaupun tahan banting dalam hasil akhir.

Ketangguhan kiper Cristhian Loor setinggi 1,88 meter patut diperhitungkan. Membentenginya, format empat bek terkuat, berjajar dari kiri ke tengah: Elkin Ruiz serta duet Jair Collahuazo-Ivis Davis. Sedangkan bek sayap kanan lebih banyak diisi anggota skuad tidak tetap di starting-eleven seperti Rodrigo Gómez atau Jesús Polo silih bergantian.

Dari enam partisipasi Piala Dunia U-17, Ekuador meraih capaian terbaik dua perempat final pada 1995 dan 2015. Edisi terakhir 2019, Italia mengandaskan mereka di 16 Besar. Pada turnamen mendatang, pertandingan pertama di Grup A berhadapan Ekuador U-17 versus Indonesia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat 10 November.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan