Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengaku, telah mendapatkan izin dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk fokus mengurus sepak bola. Hal ini disampaikannya sebagai respons atas dirinya yang diisukan bakal mundur dari jabatan Menpora usai terpilih menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Zainudin mengatakan, Presiden Jokowi telah menerima informasi perihal dirinya terpilih sebagai Waketum PSSI melalui laporan langsung pada Senin (20/2) di Istana Negara, Jakarta.
"Tadi saya secara pribadi sudah melapor ke Pak Presiden kalau saya terpilih sebagai Waketum PSSI, dan beliau menyerahkan kepada saya, karena saya menyampaikan pada teman-teman harus memilih," kata Zainudin dalam keterangan pers.
Disampaikan Zainudin, ia juga telah melapor kepada Jokowi terkait keinginannya untuk fokus mengurus dunia sepak bola di Indonesia.
Ia mengatakan Jokowi memahami keinginannya tersebut. Kendati demikian, Zainudin tidak menyatakan secara tegas dirinya mundur dari jabatan Menpora.
"Beliau (Jokowi) sudah mengizinkan saya untuk fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola mendampingi Pak ET (Erick Thohir), Bu Ratu Tisha, dan teman-teman exco (PSSI), masa saya harus jelaskan lagi. Pokoknya, saya sudah dapat izin dari Bapak Presiden untuk konsentrasi dan fokus ngurus sepak bola," tutur Zainudin.
Sebelumnya dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada Kamis (16/2) lalu, Zainudin terpilih sebagai Waketum PSSI. Selain itu, mantan Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha, juga terpilih sebagai Waketum PSSI.
Sementara, Menteri BUMN Erick Thohir terpilih sebagai Ketum PSSI menggantikan Mochammad Iriawan. Erick mengungguli pesaingnya La Nyalla Mattalitti, Doni Setiabudi, dan Arif Wicaksono.
Menanggapi dua bawahannya yang memiliki jabatan ganda sebagai menteri sekaligus pengurus PSSI, Jokowi menilai keduanya tidak perlu melepas jabatan asalkan dapat mengatur waktu dengan baik.
"Yang paling penting, semuanya bisa mengatur waktunya. Ini urusan manajemen. Manajemen waktu, manajemen mengatur organisasinya, manajemen perencanaannya. Ini masalah manajemen," kata Jokowi dalam keterangannya, Jumat (17/2).