Nur Ferry Pradana dan Putri Aulia kembali menunjukkan kekompakan di hari kedua lomba paraatletik ASEAN Paragames Solo 2022. Berjuang di Stadion Manahan Solo, pasangan suami istri ini sama-sama mempersembahkan medali emas.
Di hari pertama kemarin, Putri Aulia merebut emas di nomor lari 100 meter putri klasifikasi T13, kemudian Nur Ferry membukukan hasil sama saat turun di nomor lari 100 meter putra, klasifikasi T47.
T13 adalah untuk atlet dengan gangguan penglihatan. Terbatas pada radius kurang dari dua puluh derajat, dan/atau kemampuan untuk mengenali objek berukuran bola tenis maksimal lima meter. Klasifikasi T47 adalah kode untuk atlet dengan amputasi atau gangguan di bawah siku atau pergelangan tangan.
Di hari kedua, Putri yang bertanding lebih dulu, di nomor 200 meter, sukses mencatatkan waktu tercepat 26.63. Istimewanya, catatan ini lebih cepat dibanding ketika ia meraih emas di ASEAN Paragames 2017 Kuala Lumpur di mana ia meraih waktu 26.86.
Sementara Nur Ferry yang turun di lari 200 meter klasifikasi T47, juga memperoleh medali emas mengungguli pesaing dari Filipina, Thailand dan Kamboja.
"Sangat senang pastinya luar biasa, karena medali ini kami dapat saat kami sudah secara resmi berdua," kata Ferry usai bertanding di Stadion Manahan Solo, Selasa (2/8).
Di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua 2021, Nur Ferry dan Putri yang sama-sama mewakili Sumatera Utara masing-masing meraih satu emas.
Setelah mendulang dua emas, Ferry dan Putri masih berpeluang membukukan satu lagi medali emas di ASEAN Paragames Solo 2022, pada Rabu (3/8).
Ferry akan turun di nomor 400 meter, sementara Putri akan berjuang dari nomor lompat jauh. Ia pun masih menargetkan kembali meraih emas ketiga. Begitu juga dengan Putri.
Jika perjuangan keduanya sama-sama sukses mempersembahkan tiga emas, raihan ini tentu jadi catatan manis bagi pasangan ini. Sebab, bagi Putri ini adalah ASEAN Paragames terakhirnya sebelum menjalani program kehamilan.
"Iya itu program kesepakatan kami berdua. Tetapi biar bagaimana pun, program anak lebih penting dari pada kita mengejar medali terus," ujar pria asal Kalimantan Timur ini.
Ferry mengaku senang namun juga merasa berat karena ia tidak bisa lagi bersama-sama lagi dengan sang istri di pemusatan latihan.
"Kalau di pemusatan latihan kita masih bisa bareng, makan bareng, ketemu di lapangan juga. Cuma tempat tidur saja yang beda, hahaha," kelakar Ferry.