Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum memastikan akan menggelar ajang pencarian bakat atlet-atlet bulu tangkis di tanah air pada 2020 mendatang. Namun belum dipastikan bentuk dan format penyelenggaraan yang akan diterapkan tahun depan.
"2020 kami tetap akan menjalankan audisi, tapi untuk bentuk dan formatnya belum diputuskan. Yang jelas sistem audisi akan jauh lebih baik" kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, Kamis (13/9).
Yoppy juga mengatakan, ada pertimbangan untuk tidak lagi menggunakan PB Djarum. Pihaknya akan mengupayakan untuk tetap menggunakan nama tersebut, karena nama itu merupakan nama klub.
Namun demikian, kemungkinan untuk mengganti nama klub, yang telah melahirkan banyak juara bulu tangkis dunia, tetap ada bergantung pada situasi yang terjadi.
"Terus terang hingga saat ini masih dalam kajian. Ada yang mendukung dengan menggunakan PB (Djarum) ada juga yang tidak. Makanya hingga saat ini kami terus menggodoknya. Termasuk format dan istilah," kata Yoppy menjelaskan.
Adapun untuk audisi beasiswa bulu tangkis tahun ini, PB Djarum memutuskan untuk mengikuti desakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), untuk tidak lagi mencantumkan atribut atau merek Djarum. Keputusan ini telah diterapkan pada audisi di Purwekerto, Jawa Tengah, yang akan berakhir awal pekan ini.
Yoppy mengatakan, pihaknya memilih untuk mengikuti KPAI agar tidak lagi menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Audisi yang sudah ada akan terus berjalan untuk mengakomodir calon peserta yang sudah mendaftar. Kami menggunakan nama Audisi Umum Beasiswa Bulu tangkis tanpa menggunakan logo, merek dan brand image Djarum, " kata Yoppy menambahkan.
Sebelumnya, PB Djarum menyatakan akan menghentikan audisi umum bulu tangkis pada 2020. Hal ini dilakukan sebagai respons atas dugaan terjadinya eksploitasi anak dalam audisi tersebut.
Dugaan yang muncul dari KPAI, lantaran audisi menggunakan atribut yang mencantumkan nama dan brand image produsen rokok Djarum. Dengan hal tersebut, PB Djarum dinilai menjadikan anak sebagai agen untuk mempromosikan rokok.
Polemik kedua belah pihak memicu kontroversi di masyarakat. Namun hal ini berakhir setelah PB Djarum bertemu dengan KPAI, dengan melibatkan Kemenpora dan Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pada Kamis (12/9). (Ant)