Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) aturan tanpa penonton tandang pada BRI Liga 1 ditinjau ulang. Pangkalnya, masih banyak yang melanggar dan masih dapat membayar denda.
"Soal kebijakan penonton tidak boleh away, ini, kan, perlu dikaji ulang lagi karena ternyata, kan, masih banyak yang melanggar. Dan yang melanggar pada akhirnya mereka bisa membayar denda," katanya saat dihubungi Alinea.id, Selasa (22/8) malam.
Menurut Akmal, kebijakan ini takkan berdampak positif ke depannya jika diteruskan. Apalagi, tuan rumah juga terancam dikenai sanksi akibat adanya suporter tandang yang menyaksikan langsung pertandingan di stadion.
"Suporter Persib datang ke markas PSIS, PSIS akhirnya kena [sanksi]. Padahal, PSIS tidak mengundang. Akhirnya, [PSIS] kena sanksi denda. Jangan sampai kemudian ini dimanfaatkan hanya untuk memberi denda-denda kepada klub. Nah, ini, kan, enggak bagus," tuturnya.
Diketahui, laga PSIS kontra Persib di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada pekan ke-9 BRI Liga 1, Minggu (20/8), diwarnai kerucihan antarpendukung. Bobotoh, yang datang ke stadion terlibat bentrok dengan Panser Biru di Tribun Timur.
Berdasarkan regulasi, PSIS sebagai tuan rumah terancam terkan tiga sanksi. Pertama, panitia pelaksana (panpel) dihukum membayar Rp20 juta.
Kedua, PSIS disanksi membayar Rp25 juta lantaran ada suporter tandang di stadion. Terakhir, PSIS juga dikenakan denda Rp25 juta akibat kerusuhan.