close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kantor PSSI di Jakarta. Foto: Antara
icon caption
Kantor PSSI di Jakarta. Foto: Antara
Olahraga
Kamis, 31 Oktober 2019 07:10

Kepengurusan PSSI didesak tak punya jabatan di klub sepak bola

Pihak yang menjadi pengurus PSSI harus meninggalkan jabatan di klub sepak bola.
swipe

Kepengurusan PSSI periode 2019-2023 diharapkan fokus menangani federasi dan tidak mempunyai posisi di klub sepak bola. Hal tersebut dirasa perlu agar tidak ada konflik kepentingan dalam menjalankan roda organisasi sepak bola di Indonesia.

Demikian disampaikan oleh salah satu calon Ketua Umum PSSI, Vijaya Fitriyasa, dalam keterangan resminya. Ia mengaku siap melepaskan posisinya jadi pengurus klub Liga 2, Persis Solo jika terpilih menjadi Ketua Umum PSSI.

"Kalau saya jadi Ketum PSSI, saya tidak boleh terlibat dan mundur sebagai pengurus Persis Solo. Pengurus PSSI dan Exco harus mundur dari klub. Dari persoalan tersebut, maka saya usulkan agar Exco PSSI digaji," kata Vijaya Fitriyasa pada Kamis (31/10).

Meski berharap pengurus PSSI meninggalkan jabatan di klub, pria yang akrab dipanggil Vijay ini tidak mempermasalahkan jika pengurus nantinya tetap sebagai pemegang saham atau pemilik sebuah klub.

"Seperti halnya menteri mundur dari jabatan perusahaan swasta tapi tetap boleh sebagai pemegang saham," katanya menambahkan.

Vijaya Fitriyasa merupakan satu di antara calon yang lolos verifikasi untuk maju sebagai ketua umum PSSI pada kongres di Hotel Shangrila Jakarta, Sabtu (3/11). Pemilik Jakarta United Football Club ini dianggap bakal merebut simpati pemilik suara PSSI.

Pria kelahiran Jakarta 15 Oktober 1974 ini mengaku cukup siap untuk maju pada kongres PSSI. Berbekal tekad untuk memperbaiki persepakbolaan nasional, Vijay akan berusaha mencapai tujuannya dan akan menyelesaikan polemik yang selama ini terjadi.

Vijay mengakui jika sepak bola Indonesia dalam beberapa waktu terakhir mampu merasakan juara AFF U-19 di 2013 dan juara AFF U-16 di 2018, namun timnas senior tidaklah seberuntung itu. Perpecahan di kalangan penggiat sepak bola dinilai menjadi salah satu biangnya. Untuk itu semuanya harus diselesaikan.

Rangking FIFA Indonesia tentunya mengkonfirmasi berbagai badai persoalan yang terus menghantam sepak bola nasional. Bahkan di 2019 rangking FIFA Indonesia (urutan ke-171) harus kalah dengan negara tetangga seperti Papua New Guinea (urutan ke-165).

Vijay bertekad mengakhiri masa kemunduran sepak bola nasional dan menjadikan 2019 sebagai titik awal untuk mulai menata Sepak Bola Nasional serta saatnya mengembalikan kepercayaan publik sepak bola Indonesia kepada PSSI hingga mewujudkan Sepak Bola Indonesia menjadi Kebanggaan Nasional. (Ant)

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan