Kepergian Jurgen Klopp dari Liverpool akhir musim ini, ikut memunculkan pertanyaan terhadap karier Guardiola di Etihad. Pelatih asal Spanyol itu sendiri memberi sinyal bahwa ia belum memiliki gambaran tentang masa depannya di Etihad belum.
“Anda tidak dapat membandingkan situasinya, skenarionya berbeda. Di Barcelona saya benar-benar lelah dan saya pergi. Di sini saya tinggal lebih lama dari yang saya kira ketika saya tiba. Setiap kasus berbeda,” tegasnya.
Guardiola telah mempersembahkan banyak trofi untuk City, dan tentu yang paling monumental adalah lima trofi Liga Inggris selama kepemimpinannya di Etihad. Sejauh ini, pria Catalan ini pun membagikan sedikit kiatnya menjalani dinamikanya bersama Man City.
“Terkadang Anda harus berpura-pura menjadi manusia super dan harus menjadi sempurna serta memenangkan segalanya sepanjang waktu, memenangkan sejuta gelar."
“Anda harus melakukan hal-hal luar biasa setiap saat, tapi tidak seperti itu. Hal terpenting yang saya pelajari dalam pekerjaan ini adalah jangan bertentangan dengan suasana hati Anda. Saat Anda sedih, maka bersedihlah, dan besok Anda akan menjadi lebih baik. Saat Anda bahagia, nikmatilah. Kadang capek karena ada pengaruh dari keluarga, teman, skor, banyak hal," tuturnya disitir The Mirror.
Pelatih Man City itu mengutarakan pendapatnya tentang kepergian emosional sang manajer Jerman. "Dia (Klopp) mengatakan kepada saya alasannya – dan saya mendoakan dia beruntung," katanya.
Pep Guardiola akan berhadapan dengan Jurgen Klopp untuk yang terakhir di Anfield pada hari Minggu (10/3).
The Reds terbukti menjadi penghalang besar bagi harapan City untuk menjadi klub pertama yang memenangkan gelar dalam empat musim berturut-turut. Menghadapi pasukan Liverpool di bawah Klopp terakhir kalinya, Guardiola ingin membungkusnya dengan kenangan manis, yakni kemenangan.
Dia pun mendesak para pemain untuk memberikan penampilan sempurna melawan Liverpool - dan memastikan mereka tidak mengambil risiko kontroversi wasit lagi di Anfield.
City hanya menang sekali di depan penonton di Anfield sejak tahun 1981 tetapi akan naik ke puncak klasemen jika menang atas tim asuhan Jurgen Klopp.
Guardiola sangat marah karena gol Phil Foden dianulir dalam kekalahan 0-1 City di sana musim lalu. Sang manajer menyiratkan bahwa tidak mudah mengambil keputusan di kandang Liverpool.
“Ini Anfield,” kata Guardiola dengan sinis dilansir The Telegraph. Dia mengacu pada tanda terkenal di terowongan pemain setelah kecewa karena gol Foden dianulir oleh VAR gara-gara Erling Haaland menarik kaos Fabinho.
Ini bukan pertama kalinya Guardiola meninggalkan Anfield dengan perasaan berat. Manajer City sangat marah karena timnya tidak mendapat hadiah penalti karena handball Trent Alexander-Arnold beberapa saat sebelum Fabinho mencetak gol pembuka dalam kekalahan 3-1 pada November 2019.(mirror,telegraph)