close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi. foto Pixabay
icon caption
ilustrasi. foto Pixabay
Olahraga
Senin, 25 Juli 2022 11:42

Pertama di dunia, jari-jari patah saat bermain catur

Wakil Presiden Federasi Catur Rusia Sergey Smagin mengatakan kepada outlet Rusia bahwa anak tersebut "tampaknya" melanggar aturan keselamata
swipe

Sepanjang sejarah catur, rasanya tidak pernah ada seorang pecatur patah tangan saat bertanding. Pemain catur hanya duduk, dan mengangkat tangannya untuk memegang biduk dan memindahkannya cukup dengan gerakan kecil. Dalam pertandingan catur, nyaris tidak ada risiko cedera fisik. Tetapi, anggapan ini mungkin perlu direvisi, kalau lawan mainnnya adalah robot catur. 

Salah gerakan, robot itu bisa menjepit tangan, dan remuklah jari-jari. Ini dialami seorang bocah tujuh tahun di Moskow, saat ia sedang bermain catur dengan robot di Moskow pekan lalu.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan robot itu tampaknya mengira jari anak itu adalah bidak catur. Dalam rekaman CCTV, yang awalnya diterbitkan minggu lalu di platform Telegram, dua orang dewasa terlihat bergegas membantu bocah itu sebelum dia akhirnya dibebaskan.

"Robot itu mematahkan jari anak itu," kata Presiden Federasi Catur Moskow Sergey Lazarev kepada outlet berita Rusia.

“Ini tentu saja buruk.”

Lazarev mengatakan robot itu telah disewa sebagai bagian dari turnamen catur Moskow Terbuka dan telah dipamerkan "di banyak tempat untuk waktu yang lama".

Dia mengatakan mesin itu telah memainkan banyak pertandingan sebelumnya tanpa insiden dan Federasi Catur Moskow tidak bertanggung jawab atas robot tersebut.

“Anak itu bergerak dan setelah itu, kita perlu memberi waktu kepada robot untuk menjawab, tetapi anak itu bergegas, [dan] robot itu menangkapnya. Kami tidak ada hubungannya dengan robot itu,” tambah Lazarev.

Sementara itu, Wakil Presiden Federasi Catur Rusia Sergey Smagin mengatakan kepada outlet Rusia bahwa anak tersebut "tampaknya" melanggar aturan keselamatan.

“Ada aturan keselamatan tertentu dan anak itu, tampaknya, melanggarnya. Ketika dia bergerak, dia tidak menyadari bahwa dia harus menunggu terlebih dahulu, ”kata Smagin.

"Ini adalah kasus yang sangat langka, yang pertama saya ingat."

Tidak jelas apakah bocah itu diberi instruksi keselamatan sebelum bermain dengan robot. Kantor berita TASS melaporkan bocah itu kembali untuk menyelesaikan hari-hari terakhir turnamen dalam gips.

“Anak itu bermain keesokan harinya, menyelesaikan turnamen dengan gips, dan para sukarelawan membantu merekam gerakan itu,” kata Lazarev, seraya menambahkan bahwa organisasi tersebut akan mencoba membantu keluarga tersebut.

“Operator robot rupanya harus memikirkan penguatan proteksi agar situasi ini tidak terulang lagi.”

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan