DPR menyetujui permohonan pemberian pertimbangan kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap pesepakbola kelahiran Belanda, Shayne Elian Jay Pattynama. Keputusan itu diambil dalam dalam Rapat Paripurna Ke-10 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2022-2023 di Senayan, Kamis (17/11).
Persetujuan DPR diambil oleh Ketua DPR Puan Maharani yang memimpin rapat paripurna hari ini.
"Kami meminta persetujuan anggota dewan, apakah pemberian permohonan pemberian pertimbangan kewarganegaraan Republik Indonesia atas nama Shayne Elian Jay Pattynama dapat disetujui?" kata Puan di Senayan, Kamis.
Setelah mendengar persetujuan dari anggota dewan yang hadir, Puan lantas mengetuk palu tanda diterimanya permohonan pemberian status WNI kepada Shayne Elian Jay Pattynama.
Adapun keputusan tersebut sesuai hasil rapat konsultasi pengganti rapat Badan Musyawarah (Bamus) antara pimpinan DPR dan pimpinan sembilan fraksi partai politik di DPR pada 16 November. Rapat konsultasi menyetujui hasil pembahasan Komisi III dan Komisi X dalam rangka pemberian pertimbangan kewarganegaraan Republik Indonesia kepada Shayne Elian Jay Pattynama
"Selanjutnya, persetujuan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang berlaku," ujar Puan.
Sebelum Shayne, PSSI juga telah mengajukan dua pemain asing, yakni Jordi Amat dan Sandy Walsh agar disetujui menjadi WNI. Keduanya kini tinggal menanti momen untuk mengucapkan sumpah sebagai WNI.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sebelumnya menyampaikan bahwa langkah naturalisasi atau pemberian kewarganegaraan kepada calon pemain tim nasional sepak bola merupakan kebutuhan jangka pendek demi mempercepat prestasi tim nasional Indonesia.
Zainudin mengaku tak ingin naturalisasi menjadi satu-satunya opsi untuk meningkatkan prestasi timnas. PSSI, kata dia, tetap harus mengutamakan pembinaan atlet-atlet muda dalam negeri.
"Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan pemain-pemain seperti yang sudah kami naturalisasi dua orang (Jordi Amat dan Sandy Walsh) ditambah hari ini Shayne Elian Jay Pattynama. Tetapi sekali lagi, kita tetap bertumpu kepada pembinaan karena talenta kita tidak kurang, akademi-akademi di klub-klub itu juga melakukan pembinaan," ungkap Zainudin kata dalam keterangan pers, Selasa (8/11.
"Jadi kita tidak mengandalkan naturalisasi. Naturalisasi adalah jangka pendek," imbuhnya.
Politikus Golkar itu tak menampik bahwa naturalisasi juga dibutuhkan karena ada kepentingan mendesak, salah satunya kebutuhan timnas senior untuk melakoni pertandingan-pertandingan FIFA Matchday maupun Piala AFF demi meningkatkan peringkat Indonesia.