Piala Dunia sepak bola putra 2030 akan menampilkan pertandingan di enam negara di tiga benua dalam format unik yang memungkinkan turnamen tersebut merayakan hari jadinya yang ke-100 di Uruguay.
FIFA mencapai kesepakatan pada Rabu (4/10) waktu setempat, antara para pemimpin sepak bola dari berbagai benua, untuk menerima tawaran yang dipelopori oleh tuan rumah bersama Spanyol, Portugal dan Maroko sebagai satu-satunya kandidat untuk hak menjadi tuan rumah.
Perjanjian tersebut juga mencakup penyelenggaraan pertandingan di negara-negara Amerika Selatan, Argentina, Paraguay, dan Uruguay, yang sebelumnya telah mempromosikan tawaran untuk menjadi tuan rumah bersama.
Ketiga negara dari Amerika Selatan itu, masing-masing akan menjadi tuan rumah pada satu pertandingan untuk memulai turnamen, yang memungkinkan FIFA menggelar pertandingan pembuka di ibu kota Uruguay, Montevideo. Di mana, Stadion Centenario menjadi tuan rumah final Piala Dunia perdana pada 1930.
Tawaran tersebut dimulai sebagai usaha patungan antara Spanyol dan Portugal sebelum diperluas hingga mencakup Maroko, di Afrika utara, awal tahun ini.
Kata FIFA, keenam negara tuan rumah tersebut akan lolos otomatis ke turnamen yang diikuti 48 tim. Ini adalah pertama kalinya Piala Dunia dimainkan di lebih dari satu benua.
“Piala Dunia yang keseratus tidak akan jauh dari Amerika Selatan, tempat segalanya dimulai,” kata Alejandro Dominguez, presiden badan sepak bola Amerika Selatan, CONMEBOL. “Piala Dunia 2030 akan dimainkan di tiga benua.”
Konsensus yang dicapai oleh badan-badan sepak bola kontinental juga memungkinkan FIFA untuk membuka penawaran untuk Piala Dunia 2034, dengan hanya federasi anggota dari Asia dan Oseania yang berhak mengajukan penawaran untuk hak menjadi tuan rumah.
Arab Saudi langsung menyatakan minatnya menjadi tuan rumah dan Australia juga berminat setelah sukses menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia Wanita tahun ini bersama Selandia Baru. Bagaimanapun, turnamen pada 2034 hampir pasti akan dimainkan pada November dan Desember-seperti Piala Dunia tahun lalu di Qatar.
Mempercepat pemilihan tuan rumah 2034 hingga akhir tahun depan, akan dilihat secara luas sebagai kemenangan bagi Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang telah membangun hubungan dekat dengan Presiden FIFA Gianni Infantino dalam enam tahun terakhir.
“Kami ingin merayakan budaya sepak bola kami dan berbagi negara kami dengan dunia,” kata Yasser Al Misehal, presiden federasi sepak bola Saudi dan anggota Dewan FIFA, dalam pernyataan pemerintah yang mengumumkan niatnya untuk mengajukan penawaran.
Penerimaan Dewan FIFA terhadap pencalonan terpadu pada 2030, tentunya masih memerlukan persetujuan resmi tahun depan, pada saat pertemuan 211 federasi anggota. Tetapi, seharusnya itu hanya formalitas saja.
“Pada 2030, kita akan memiliki jejak global yang unik, tiga benua – Afrika, Eropa dan Amerika Selatan – enam negara – Argentina, Maroko, Paraguay, Portugal, Spanyol dan Uruguay – menyambut dan menyatukan dunia sambil merayakan bersama-sama permainan yang indah, seratus tahun dan Piala Dunia FIFA,” kata Infantino dalam sebuah pernyataan.
Turnamen yang diikuti 48 tim yang dijadwalkan pada Juni-Juli 2030 ini, akan dimulai di Uruguay, Argentina, dan Paraguay – yang oleh FIFA disebut sebagai “Pertandingan Perayaan Seratus Tahun” – sebelum turnamen tersebut berpindah ke negara tuan rumah inti, yaitu, Spanyol, Portugal, dan Maroko.
Rencana tersebut melibatkan sejumlah perjalanan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena melintasi jarak dan zona waktu, termasuk penerbangan 13 jam dari Buenos Aires ke Madrid.
Itu tidak populer di kalangan Suporter Sepak Bola Eropa, kelompok penggemar yang secara resmi diakui oleh badan sepak bola Eropa UEFA.
“FIFA melanjutkan siklus kehancurannya terhadap turnamen terbesar di muka bumi ini,” kata FSE dalam sebuah pernyataan.
Piala Dunia putra pertama yang diikuti 48 tim akan diselenggarakan pada 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Keputusan tempat Piala Dunia 2030 menandai kemenangan bagi Maroko, yang telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur di kota-kota terbesarnya dan pekan lalu terpilih menjadi tuan rumah Piala Afrika 2025. Tim nasional putra membantu mendorong perjuangannya dengan mencapai semifinal Piala Dunia di Qatar, menyingkirkan Spanyol dan Portugal di babak sebelumnya. Ini akan menjadi negara Afrika kedua yang menjadi tuan rumah turnamen ini setelah Afrika Selatan pada 2010.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (4/10), Raja Maroko Mohammed VI mengatakan, pemilihan tersebut “mengakui Maroko di antara negara-negara besar.”
Kesepakatan tempat Piala Dunia 2030 dicapai, enam minggu setelah mantan presiden federasi sepak bola Spanyol dipermalukan secara internasional karena perilakunya di final Piala Dunia Wanita.
Luis Rubiales diskors oleh FIFA dan akhirnya terpaksa mengundurkan diri setelah mencium bibir seorang pemain saat upacara penghargaan di Sydney, Australia pada 20 Agustus, yang mengalihkan perhatian dari pencapaian terbesar tim sepak bola wanita Spanyol. Dia sekarang sedang diselidiki secara kriminal.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez telah menyatakan kekhawatiran publik bahwa Rubiales dapat menggagalkan upaya menjadi tuan rumah Piala Dunia putra jika ia tetap menjabat.
Sánchez mengatakan dalam bahasa Spanyol di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter: “Kami akan menunjukkan kekuatan negara kami sebagai juara dunia putra dan putri, dan kami akan mempertahankan nilai-nilai kesetaraan, solidaritas, dan fair play yang seharusnya selalu hadir dalam olahraga.”
Spanyol sebelumnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 1982, Argentina menjadi tuan rumah 1978, dan Uruguay menjadi tuan rumah turnamen perdananya pada 1930. Sedangkan Portugal, Maroko dan Paraguay akan menjadi tuan rumah pertama kalinya.