Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) mendukung rencana Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengirimkan anggotanya melakukan studi banding pengamanan olahraga di luar negeri. Sebab, menunjukkan keseriusan "Korps Bhayangkara" meningkatkan profesionalitas.
"Sebagai salah satu stakeholder sepak bola, kami mengapresiasi niat Kapolri untuk berbenah, terutama dalam mencegah terulangnya tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang," ucap Koordinator Nasional (Koornas) FAPSI, Amsori Bahruddin Sah, kepada Alinea.id, Selasa (7/2).
Amsori mengungkapkan, tragedi Kanjuruhan merupakan salah satu insiden memilukan di dunia sepak bola pada abad modern. Menurutnya, kasus tersebut mestinya menjadi pelajaran berharga bagi para pihak agar lebih bertanggung jawab.
"Tidak ada yang lebih berharga daripada nyawa, termasuk di dunia olahraga. Semua stakeholder harus profesional dan bertindak sesuai batasannya. Jangan ada lagi yang tindakan-tindakan provokatif dan arogansi sehingga insiden serupa tragedi Kanjuruhan terulang," tuturnya.
Menurut Amsori, Polri menunjukkan keseriusannya untuk berbenah dan mencegah terulangnya tragedi Kanjuruhan. Pangkalnya, sempat merevisi Peraturan Kepolisian (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Olahraga.
"Direvisinya Perpol 10/2022, yang diterbitkan pascatragedi Kanjuruhan, adalah bentuk kesigapan Polri dalam memperbaiki cara kerjanya dalam pengamanan olahraga," ujar akademisi Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini.
Lebih jauh, Amsori menerangkan, FAPSI siap dilibatkan Polri dalam pembenahan ekosistem sepak bola di Indonesia. Sebab, sedang mendorong revolusi persepakbolaan di Tanah Air.
"FAPSI sejak beberapa pekan lalu hingga beberapa bulan ke depan masih intensif melakukan FGD di beberapa kota untuk menjaring partisipasi para akademisi dalam tata kelola persepakbolaan, seperti infrastruktur dan mitigasi konflik, agar sepak bola Indonesia bisa maju," paparnya.
"Setelah kegiatan ini selesai, FAPSI akan menyerahkan hasilnya, termasuk rekomendasi-rekomendasi yang ditelurkan, kepada Polri sebagai bahan pertimbangan dalam pengamanan sepak bola. Ini adalah ikhtiar kita untuk merevolusi sepak bola Tanah Air," tandasnya.
Beberapa hari lalu, Kapolri Sigit mengajak anggotanya mengikuti kursus manajemen pengamanan stadion dengan menghadirkan pengajar dari Coventry University, Inggris. Setelahnya, mencanangkan studi banding ke luar negeri.
"Studi banding ini untuk mendapatkan gambaran dan melakukan pengayaan untuk penyelenggaraan keamanan sepak bola yang betul-betul sesuai dengan standar FIFA," ucap Sigit, Rabu (1/2).